BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada akhir abad ke-19 sistem tenaga listrik dibumikan. Hal ini dapat dimengerti karenapada waktu itu sitem-sistem tenaga listrik masih kecil, jadi bila ada gangguan kawat bumi arus gangguan masih kecil (± 5 A). Pada umumnya bila arus gangguan itu sebesar 5A atau lebih kecil busur listrik yang timbul pada kontak-kontak antara kawat yang terganggu dan bumi masih dapat padam sendiri (Self Extinguishng). Tetapi sistem-sistem tenaga itu makin lama makin besat\r baik panjangnya maupuan tenaganya. Dengan demikian arus yang timbul bila terjadi lagi gejala-gejala “Arching Grounds” semakin menonjol. Gejalan ini sangat berbahaya karena akan menimbulkan tegangan lebih transient yang dapat merusak alat-alat.
Oleh karena itu mulai abad-20, pada saat sistem-sistem tenaga mulai besar sistim-sistem itu tidak lagi dibiarkan terisolasi (Isolated) yang dinamakan system delta tetapi titik netral system itu dibumikan mulalui tahanan atau reaktansi. Pembumian itu umunya dilakukan dengan menghubungkan netral transformator ke bumi.
Pada umumnya di Indonesia, memakain jaringan transmisi tegangan tinggi. Indonesia yang terletak pada daerah khatulistiwa, jumlah hari guruh sangat tinggi. Di pulau Jawa jumlah hari buruh berkisar antara 90 – 200an. Sumber ganguan yang paling besar disalurakan transmisi adalah gangguan sambaran kilat dan kemudian menyusul kaarena gangguan alam lainnya.
Untuk mendapatkan koleksi contoh Skripsi Lengkap dalam bentuk file MS-Word, silahkan klik download
Atau klik disini
No comments:
Post a Comment