BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka panjang, bersama dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sumber daya alam, kapasitas produksi yang terpasang dalam masyarakat yang bersangkutan. Keempat faktor dinamika itu harus dilihat dalam kaitan interaksi satu dengan yang lainnya. Namun, diantaranya peranan sumber daya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam pembangunan ekonomi negara – negara berkembang di mana kesejahteraan manusia dijadikan tujuan pokok dalam ekonomi masyarakat. Berpangkal pada haluan ini masalah penduduk dan angkatan kerja, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, wajib diberi perhatian utama dalam ekonomi pembangunan. Dalam hal ini menonjolkan maslah kesempatan kerja secara produktif khususnya tenaga kerja wanita tani.
Negara-negara berkembang pada umumnya terus mengalami pertumbuhan penduduk. Dengan sendirinya, kebutuhan masyarakat menjadi semakin banyak mengenai serangkaian keperluan hidup yang sifatnya sangat mendasar: pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan.
Perjalanan pembangunan pertanian kita hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang maksimal dilihat dari kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Penurunan lahan yang dratis dan persaingan global menyebabkan pertanian terpuruk ditambah beban ekonomi perkotaan dari sektor industri. Industri yang seharusnya bisa menampung luapan tenaga kerja sektor pertanian ternyata mandul apalagi PHK menjadi momok tiap perusahaan. Mengingat kondisi tersebut perlu kita renungkan kembali alternatif strategi pembangunan pertanian yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut.
Pembangunan pertanian didaerah untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha serta mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Melalui pertanian yang maju, efisien dan tanguh sehingga makin mampu meninggkatkan hasil dan mengganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajat pengolahan produksi di bidang pertanian itu sendiri. Selain itu pembanggunan pertanian tanaman pangan terus ditinggkatkan untuk memelihara kemampuan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperbaiki gizi melalui penganekaragaman pangan dan jenis bahan pangan.
Seperti diketahui sektor pertanian di Indonesia dianggap penting. Hal ini terlihat dari sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbangan devisa negara melalui eksport. Oleh karenanya wajar kalau biaya pembangunan untuk sektor pertanian ini selalu menempati urutan ketiga diantara pembiayaan sektor - sektor lainnya.
Sejalan dengan arah pembangunan nasional, kebijakan pertanian diarahkan pada peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha serta mengisi dan memperluas pasar. Baik pasar dalam negeri maupun luar negeri melalui pertanian yang maju, efisien dan tangguh. Sehingga makin mampu meningkatkan mutu dan derajat pengolahan produksi, menganekaragamkan hasil dan menunjang pembangunan wilayah. Keikut sertaan petani dalam pembangunan melalui koperasi dan kelompok tani perlu di tinggakatkan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas petani dan meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya membantu akan menurunkan atau mengurangi angka kemiskinan.
Garis garis Besar Haluan Negara tahun, 1993 telah menetapkan bahwa peranan wanita sebagai sumber insani mempuyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria dalam pembangunan disegala bidang. Disamping itu juga berperan mengembangkan generasi muda, terutama anak –anak dan remaja dalam pembangunan manusia seutuhnya. Dengan demikian wanita Indonesia dituntut untuk mampu berperan ganda, di satu pihak sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai persoalannya untuk menciptakan keluarga yang sejahtera dan bahagia. Di lain pihak ikut berperan serta dalam pembangunan masyarakat sesuai dengan kemampuannya dan kesempatannya dalam situasi dan kondisi masing -masing.
Menurut Kasryno dan Suryana ( 1988 ), penyebab utama bergembangnya ekonomi pedesaan kearah aktifitas yang semakin beragam adalah makin meningkatnya keterbukaannya pedesan yang didukung oleh adanya revolusi transportasi karena hubungan fisik antara desa dan antara desa dan kota makin intensif, relatif cepat, dan murah maka interaksi fisik, sosial dan ekonomi pun terus berkembang.
Di daerah pedesaan, sebagian besar penduduknya masih dalam kategori petani kecil atau miskin dan kebanyakkan dari mereka tidak memiliki lahan sendiri. Walaupun ada diantara mereka yang memiliki lahan sendiri, akan tetapi luasnya tidak seberapa dan hasilnya belum cukup untuk membiayai hidup secara layak. Pada kenyataannya di pedesaan, petani yang memiliki lahan sempit jumlahnya cukup banyak, sedangkan areal usahatani meraka belum cukup memberikan jaminan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Makin tinggi kepadatan penduduk makin sempit rata-rata luasan lahan garapan. Sehingga makin rendah pendapatan dari sektor pertanian dan kebutuhan tersebut belum memenuhi kebutuhan keluaraga. Dan akhirnya mereka tetap terkekang dalam garis kemiskinan.
Menurut Sujogya (1982), menilai bahwa sumbangan wanita terhadap pendapatan total rumah tangga cukup besar, terutama pada rumah tangga berpendapatan rendah. Dengan terjadinya pergeseran peranan pria dan wanita dalam pertanian, sumber pendapatan dan kesempatan kerja di pedesaan mengalami perubahan. Hal ini penting di amati guna memeroleh pengetahuan. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi, dan bagaimana perbedaan perubahan tersebut antar daerah yang karateristik fisik dan sosial ekonomi yang berbeda.
Wanita dalam kehidupan bermasyarakat disamping sebagai ibu rumah tangga juga sebagai tenaga kerja pencari nafkah baik untuk dirinya maupun juga untuk keluarganya. Posisi ganda tersebut di sebabkan oleh banyaknya tuntutan ekonomi dan upaya mandiri untuk meningkatkan sumberdaya manusia dan akhir-akhir ini semakin dihargai oleh masyarakat. Perkembangan tersebut mendorong wanita yang selama ini terkadang oleh suatu tradisi yang menyudutkan mereka ke arah partisipasi pembangunan nasioanal.
Berdasarkan kenyataan, tinggkat pendapatan petani berlahan sempit maupun buruh tani yang masih relatif rendah, memyebabkan para ibu rumah tangga ikut mencari nafkah untuk tambahan penghasilan suami untuk mencapai pemenuhan kebutuhan sehari – hari. Hal ini wanita ikut serta dalam kegiatan perekonomian masyarakat pedesaan terutama dalam usaha peningkatan pendapatan rumah tangga.
Peranan wanita untuk keperluan kehidupan rumah tangga di perinci:
1. Peranan wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari nafkah
2. Peranan wanita sebgai kedudukan pengambil keputusan
3. Peranan wanita pada kedudukan beragam lembaga atau organiasasi sosial ekonomi kebudayaan dan politik yang ada disamping atau di desa.
Manusia merupakan sumberdaya yang tidak dapat diabaikan menyatakan prikemanusiyaan yang berorientasi pada keahliaan belaka. Tindakan berupa mengajak mendorong wanita di pedesaan untuk berpatisipasi dalam pembangunan merupakan suatu tindakan yang efisien. Bahkan tanpa mengikut sertakan wanita dalam, pembangunan akan memberikan pengaruh yang relatif besar terhadap lajunya pertumbuhan perekonomian kita.
Menurut Priyo (1992), dalam skiprsi Budi Wibowo (2000) usaha peningkatan kwalitas penduduk dilakukan dalam tiga jalan strategi yaitu: 1). Usaha perbaikan gizi dan kesehatan keluarga, 2). Peningkatan pendidikan dalam arti yang sangat luas, 3). Peningkatan partisipasi penduduk dalam pekerjaan (labourparticipation ratio) dalam perhitungan ketergantungan penduduk non produktif dengan penduduk yang produktif ( dependence ratio).
Dari ketiga faktor yang paling penting adalah usaha untuk peningkatan partisipasi penduduk dalam pekerjaan dan penurunan tinggkat ketergantugan dalam masyarakat pedesaan. Dengan demikian posisi wanita dalam berkeluarga dan masyarakat sangat penting untuk peningkatan perananya.
Di mana kita ketahui bahwa sebagai besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di daerah pedesaan dan bekerja dalam sektor primer, hal itu dapat di tunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk pertanian yang berasal dari pertanian. Sektor petanian menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar apabila tenaga kerja perempuan, dimana perempuan memiliki peranan yang vital dalam perekonomian rumah tangga petani. Oleh karena itu diperlukan berbagai usaha agar petani tetap mampu berusaha di bidang pertanian. Artinya tingkat kesejahteraan dalam produktivitas petani kesektor lain (industri) untuk mendapatkan hidup yang layak ( R. Renata Simatupang, 2000 ).
Sektor pertanian di Indonesia mempuyai peranan yang sangat strategis dalam perkembangan pembangunan yaitu sebagai sumber kehidupan dan pendapatan pertanian dalam keluarga, penghasil pangan, bahan baku industri yang juga sebagai peyedia lapangan kerja serta salah satu unsur pelestari hidup. Sektor pertanian apabila dikembangkan secara terus menerus dipedesaan akan membawa dampak yang luas terhadap persoalan-persoalan ketenagakerjaan terutama tenaga kerja perempuan karena persoalan tenaga kerja merupakan masalah yang vital dalam pembangunan. Untuk menunjang sumberdaya dan peningkatan kwalitas serta produktivitas dalam sektor pertanian diperlukan suatu progam Intensifitas yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan-pendapatan petani. Sebab dengan perluasan lahan maka tingkat kesempatan kerja dan perbaikan kwalitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dan gejala terjadinya penganguran tidak terlalu banyak.
Dengan masuknya teknologi pertanian baru selain sebagai upaya untuk menginsentifikasikan hasil pertanian akan berakibat buruk bagi posisi perempuan ke pingiran dalam memperebutkan kesempatan tenaga kerja. Dengan makin luasnya kegiatan teknologi modern dengan segala nilai yang melekat berpengaruh langsung terhadap perubahan struktur gender dalam masyarakat desa yang agraris tradisional ( Abdullah, Malo,Clauss,1995).
Analisa perekonomian rumah tangga tani dalam konteks pemikiran yang memfokuskan bagaimana memperkirakan dan membandingkan nilai pekerjaan petani baik pada tingkat induvidu maupun pada tingkat petani adalah bagaimana untuk menelaah masyarakat di pedesaan. Hal ini tentunya dapat membantu dapat membantu untuk lebih mengerti kedudukan wanita di pedesaan dalam perekonomian khususnya dengan menghitungkan membangdingkan pada curahan tenaga kerja pria dalam berbagai aktivitas serta pekerjaan untuk mencari nafkah yang langsung menghasilkan (income).
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
No comments:
Post a Comment