PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dunia ekonomi modern. Bahkan, perekonomian modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini (Artikel, 2003, www.google.com).
Pasar modal sebagai institusi modern tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi. Pada umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para spekulan yang selalu melakukan analisis serta perhitungan untuk mengambil tindakan spekulasi. Aktivitas inilah yang membuat pasar tetap aktif, tetapi aktivitas ini tidak selamanya memberikan keuntungan terutama pada saat terjadi depresi.
Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang sesuai dengan ajaran Islam. Implementasinya, memang dibutuhkan proses diskursus yang panjang (Syauqi Beik. Irfan, dalam, www.google.com). Prinsip tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara langsung. Saat ini, jika seseorang ataupun sebuah perusahaan ingin menjual atau membeli saham, dia akan menggunakan jasa broker atau pialang. Kemudian broker tersebut akan menghubungi jobbers dan menyampaikan maksud untuk bertransaksi, baik dalam pembelian maupun penjualan saham. Para jobber ini menawarkan 2 rate harga, yaitu rate harga yang akan dibelinya yang biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan dijualnya yang biasanya lebih tinggi. Selanjutnya para jobber berkewajiban untuk membeli saham tersebut.
Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber akan melakukan pembelian saham meskipun mereka belum tentu membutuhkannya (Syauqi Beik. Irfan, dalam, www.google.com). Mereka membeli saham dengan harapan akan dapat menjualnya kembali kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi. Para spekulan mengetahui bahwa mereka dapat membeli saham yang menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan ready stock.
Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber akan melakukan pembelian saham meskipun mereka belum tentu membutuhkannya (Syauqi Beik. Irfan, dalam, www.google.com). Mereka membeli saham dengan harapan akan dapat menjualnya kembali kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi. Para spekulan mengetahui bahwa mereka dapat membeli saham yang menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan ready stock.
Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu, prosedur pembelian atau penjualan saham secara langsung tidak diperkenankan. Mengingat firman Allah dalam (QS. al-Baqarah [2]: 275) “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”, maka pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan indeks islam, Jakarta Islamic Indeks, yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Danareksa Investment Management. Indeks ini akan melengkapi indeks-indeks yang selama ini ada di BEJ yaitu IHSG dan LQ 45.
Kehadiran dari indeks islam ini selain untuk menggairahkan pasar modal, setelah banyak bermunculan bank-bank yang menerapkan prinsip syariah, juga diharapkan mampu menarik pemodal dan masyarakat Islam yang ingin bermain di lantai bursa. Mereka bukan hanya para pemodal yang telah menanamkan modalnya di pasar modal namun juga investor yang masih ragu-ragu untuk melepas dananya untuk membeli saham karena tidak mengetahui secara mendalam aturan syariah.
Kesuksesan BEJ mengeluarkan indeks Islam ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan cendekiawan muslim dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap pentingnya penerapan nilai-nilai syariah dalam perekonomian dalam upayanya menciptakan suatu tatanan ekonomi dan bisnis yang Islami. Pemilihan obyek penelitian dengan menggunakan saham-saham yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index didasarkan pada pertimbangan bahwa masih minimnya retelatur yang membahas investasi syariah di pasar modal dan Jakarta Islamic Index merupakan satu-satunya index yang menggunakan syariat Islam pertama kali di Indonesia. Keberhasilan Jakarta Islamic Indeks sebagai indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang terlihat dari nilai agregat saham-saham JII cukup signifikan dibandingkan kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan. Kecenderungan ini mudah sekali dimengerti bahwa masyarakat yang semakin terdidik akan semakin tidak suka menanamkan dana mereka di bank komersial karena bank komersial memberikan return yang lebih kecil, resikonya juga relatif lebih kecil. Masyarakat yang semakin paham akan pasar keuangan, semakin mengerti akan penilaian dan pengendalian risiko investasi.
Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset keuangan (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh investor. Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko dengan diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif. Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks tunggal yang merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Metode indeks tunggal juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio, hal tersebut yang dijadikan peneliti sebagai alasan dalam penggunaan indeks tunggal sebagai alat analisis untuk membentuk portofolio optimal pada saham-saham Jakarta Islamic Index.
Minimnya informasi mengenai tingkat keuntungan dan risiko yang akan didapat oleh seorang investor dalam menghadapi risiko-risiko yang akan terjadi dalam menanamkan modalnya. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Portofolio Optimal Dengan Menggunakan ”Index Tunggal” (Studi Pada Saham-saham JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2004 – 2006)”
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
atau klik disini
No comments:
Post a Comment