NOVEL SANG PEMIMPI:
KAJIAN PSIKOLOGI
1. Latar Belakang
Dewasa ini pengkajian sastra mendapat perhatian tidak hanya dari para ahli atau kritikus sasrta ,tetepi juga para peminat sastra dan penggemar sastra.
Pada zaman modern sekarang ini, sastra dianggap semakin penting. Bukan saja sastra diciptakan namun terus diapresiasikan masyarakat untuk memperhalus budi dan memperkaya spiritual serta hiburan, dan juga telah masuk dalam kurikulum sekolah sebagai pengetahuan budaya. Penguasaan teori merupakan salah satu cara dalam memahami karya sastra, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, meskipun sastra itu sendiri bersifat multi interpretable. Untuk itu mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra yang nota benenya bergelut di dunia sastra perlu memahami dan menguasai ilmu sastra, dan melalui kegiatan-kegiatan yang lainnya yang menyangkut tentang sastra.
Karya sastra, sebagai sebuah struktur terdiri atas unsur yang tersusun secara bersistem. Membicarakan sastra yang bersifat imajinatif, berhadapan dengan tiga jenis genre sastra, yaitu prosa, puisi, dan drama. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks naratif, atau wacana naratif. Istilah fiksi dalam pengertian ini adalah cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan karena fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007: 2). Sebagai sebuah karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Salah satu jenis prosa adalah novel. Novel merupakan bagian dari karya fiksi yang memuat pengalaman manusia secara menyeluruh atau merupakan suatu terjemahan tentang perjalanan hidup yang bersentuhan dengan kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa karya fiksi berupa novel adalah suatu potret realitas yang terwujud melalui bahasa yang estetis. Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain – lain.
Adapun narasi novel Sang Pemimpi, menggambarkan tokoh Ikal dan Arai pada sat masih bersekolah di SMA. Seperti kebanyakan anank-anak yang berusia remaja mempunyai perwatakan yang suka menetang, serba ingin tahu, mau mencoba hal-hal yang baru, ingin selalu mencari tantangan dan suka bertualang.
Ikal dan Arai adalah anak melayu yang ayah ibunya menggantungkan ekonominya pada hasil buruh pertambangan timah. Arai adalah saudara angkat Ikal, Karena sejak kecil orang tua Arai meniggal dunia, dan meeka adalah anak kurang mampu, tapi dengan keinginan dan janji yang keras Ikal dan Arai tetap mau bersekolah dengan bekerja sebagai gamnbat yang artinya penghambat para nelayan yang pulang dari melaut dan mengangkatkan hasil melautnya ke pasar ikan. Disaat itulah Ikal danArai menggatungkan mimpi-mimpinya untuk bisa menjelajah Eropa sampai Afrika dan bisa bersekolah di Sarbonne Prancis.
Pengarang menggambarkan tokoh Arai yang mempunyai karakter penyayang, perhatian pada tokoh Ikal, dan mempunyai watak yang susah di tebak. Pengarag juga melukiskan tokoh Arai yang pandai berterima kasih pada ayah angkatnya dengan selalu membuat bangga dengan prestasi-prestasi yang diraih di sekolah dan selalu melindugi atau tulus menolong Ikal dalam berbagai hal. Dalam novel Sang Pemimpi pengarag banyak bercerita tentang asek psikologi dan watak-watak tokoh Ikal dan Arai yang kadang sering berselisih paham karena tokoh Ikal yang sering tidak mengrti keinginannya, Arai yang selalu tiba-tiba bersikap aneh namu tinkah aneh araiitu bisa bermanfaat untuk orang lain.
2. Masalah
Untuk mencapai tujuan penelitian ini,penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah struktur novel “Sang Pemimpi “Karya Andrea Hirata ?.
2. Bagaimanakah aspek psikologis tokoh dalam novel “Sang Pemimpi”Karya Andrea Hirata ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur novel “Sang Pemimpi “Karya Andrea Hirata
2. Untuk mengetahui aspek psikologi tokoh dalam novel “Sang Pemimpi “Karya Andrea Hirata
Landasan Teori
3.1 Konsep Dasar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, analisis adalah proses pencarian jalan keluar (pemecahan masalah) yang berangkat dari dugaan akan kebenaran atau penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui keberadaan yang sebenarnya (Fajri, 1999: 47), jadi analisis adalah proses pencarian pemecahan masalah untuk mencapai tujuan menjadi unsur-unsur yang terpisah.
Novel salah satu bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi, berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Abrams, dalam Nurgiantoro, 2007: 119).
Novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai unsur cerita yang membangun novel itu (Nurgiantoro : 2007:11). Sedangkan analisis karya fiksi berupa novel menyaran pada pengertian mengurai karya itu atas unsur-unsur pembentukannya tersebut yaitu yang berupa unsur-unsur intrinsiknya (Nurgiantoro : 2007 : 30). Maka dari itu, struktur (intrinsik) akan dianalisis berdasarkan pendekatan struktural
3.2 Teori struktural
Pendekatan struktural dipelopori oieh kaum formalis Rusia dan strukturalisme. Ia mendapat pengaruh lansug dari teori Saussur yang mengubah studi linguistik dari pendekatan daikronis ke singkronis. Masalah unsur dan hubungan antara unsure merupakan hal yang penting dalam pendekatan struktur. Sebuah karya sastra menurut kaum struktualisme adalah sebuah totalitaas yang di bangun secara koherensif oleh berbagai unsur (Nurgiantoro, 1994: 36).
Struktur merupakan susunan yang memperlihatkan tata hubungan antar unsur pembentuk karya sastra dan rangkaian sastra yang tersusun secara terpadu (Zaidan, dkk. 1996; 195). Unsur-unsur mempunyai struktur khorensi atau mempunyai pertautan yang erat antara unsure-unsurnya. Unsur-unsur karya sastra itu tidak otonom melainkan bagin dari sesuatu yang rumit dan dari hubunganya degan bagian yang lain, sehingga unsur itu dapat arti (dalam pradopo, 1995: 142). Karya sastra merupakan struktur makna atau struktur yang bermakna yang merupakan system tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Praopo, 1995: 141).
Struktur karya sastra yang dapat di artikan sebagi susunan, gagasan, dan gambaran bersama bentuk dan bagian menjadi komponen yang secara bersamaan membentuk kebulatan yang indah (Abrams dalam Nurgianto, 1994: 36). Struktur novel juga merupakan pengertian hubungan antar unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling membutuhkan, saling mempengaruhi, yang secara bersamaan yang membentuk satu kesatuan yang utuh.
Adapun unsur-unsur intrinsik meliputi:
a) Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko dan Rahmanto, dalam nurgianto,1994: 68). Sebuah cerita sebenarnya membeberkan suatu ide (cita-cita, pendirian), ide yang menjadi dasar penciptaan suatu cerita di sebut tema (Suroso, 2009: 153)
Berdasarkan uraian di atas, tema nerupakan ide gagasan dan makna yang terkadung di dalam sebuah cerita yang telah di gambarkan oleh pengarang melalui karyanya .
b) Penokohan
Cerita seperti cerpen atau novel melukiskan kehidupan manusia. Dalam cerita diperlukan adanya pelaku atau pembawa cerita. Pelaku cerita itu di tentukan namanya, dilukiskan kehidupan jasmani dan rohaninya Penokohan dan karaktristik karakterisasisering juga di samakan artinya dengan karakter dan perwatakan menujuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiantoro, 2007: 165-166)
Tokoh cerita menurut Abrams (1981)adalah orang yang di tampilkan dalam suatu karya naratif dan oleh pembaca di tapsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang telah di apresiaikan dalam ucapan dan apa yang di lakukan dalam tindakan (Suyasa, 2004: 57). Sedangkan tokoh berarti pelaku, menunjuk pada orangnya, pelaku cerita (Nurgaintoro, 2007: 165).
Berdasarkan uraian di atas, penokohan merupakan tokoh-tokoh yang di ceritakan dalam sebuah cerita yang berupa tokoh-tokoh rekaan atau pelaku yang perperan sebagai pembawa cerita.
c) Plot
Alur atau plot pada umumnya merupakan pertalian dari kejadian yang gamblang dalam cerita. Sehubungan dengan masalah alur Esten (2000: 26) mendefinisikan bahwa alur adalah urutan (sambung-sinambung) peristiwa–peristiwa dalam sebuah ceritaan-rekaan. Sedangkan pendapat lain mengatakan alur yaitu cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Dalam karya sastra fiksi, plot memang penting (Stanton dalam Nurgiantoro, 2007: 113).
Sedangkan Abrams mengatakan bahwa alur adalah struktur peristiwa- peristiwa, yaitu bagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu (Abrams dalam Nurgiantoro, 2007: 113)
d) Latar atau setting
Latar atau setting yang di sebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian, tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiantoro. 2007: 216).
Jadi, latar merupakan background dari suatu peristiwa rekaan yang memiliki tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu, dan sosial sehingga pelukisannya tampak jelas dan nyata.
3.3 Pisikologi dalam sastra
Seperti wawasan yang telah lama menjadi pegangan umum dalam dunia sastra, psikologi juga memandang bahwa sastra merupakan hasil dari kreatifitas pengarang yang menggunakan media bahasa yang di abadikan untuk kepentingan estetis. Dengan kata lain, karya sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan sesorang pengarang yang di dalmnya bernuansakan kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikiran maupun suasana rasa (Roekha dalam Aminudin, 1990: 91)
Karya satra yang di pandang sebagai penomena psikologi, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokohnya, berarti ada benarnya bila Jetmen (1986: 165) berpendapat bahwa karya sastra dan psikologi memang memiliki pertautan yang erat, secara tak lansung dan fungsional. Sastra maupun pisikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Pisikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional karena sama –sama mempelakari keadaan jiwa orang lain, bedanya dalam pisikologi gejala tersebut ril atau nyata, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif (Endrawara, 2007: 96-97).
Berdasarkan uraian di atas, bahwa karya sastra itu lahir dari pengepresian endapan pengalaman yang telah lama dalam jiwa secara mendalam melalui proses berimajinasi.
Gejala-gejala jiwa yang dapat di tangkap oleh pengrang dari manusia lain tersebut, kemudian di olah dalam batinya dipadukannya sendiri lalu di susunlah menjadi suatu pengetahuan baru dan di endapkan dalam batin. Jika pengalaman ini sudah cukup memberikan dorongan pada batin sang pengarang untuk melakukan proses kaeatif, akan di lahirkan endapan pengalaman tersebut dalam wahana yang di pilihnya dan diekspresikan menjadi sebuah karya sastra. Dengan demikian, penglaman kejiwaan sang pengarang yang semula terendap dalam jiwa telah beralih ke dalam karya sastra yang di ciptakannya, yang terproyeksi lewat ciri-ciri kejiwaan para tokoh imajenernya .
Sastra sebagai “Gejala Kejiwaan“ menurut Rekhan di dalamnya terkandung fenomena-fenomena kejiwaan yang nampak lewat prilaku tokoh-tokhnya. Dengan demikian karya sastra dapat di dekati dengan menggnakan pisikologi. Hal ini dapat di terima ,karna sastra dengan posikologi memiliki hubu ngan lintas yang bersipat tak lansung dan fungsional (jetmen, 1985, Reokhan, 1987 dalam Aminudin, 1990:93)
Psikologi sastra salah satu pendekatan dalam memahami karya sastra. Pendekatan itu mempunyai kedudukan yang sama dengan pendekatan-pendekatan lain pendekatan itu mengkaji sastra dari sudut pisikologi.
Menurut Semi (1990: 76) pendekatan psikoligi adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa mempoerlihatkan perilaku yang beragam. Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh di perlukan psikologi.
Penokohan merupakan unsur yang lebih penting dalam karya naratif, seperti novel. Apabila plot di pandanag sebagai tulang punggung cerita ,kitapun dapat mempersoalkan ceritakan itu. Siapa yang melakukan sesuatu dan di kenai sesuatu ?. ”Sesuatu” dalam plot di sebut juga sebagai peristiwa, sebagai pembuat komflik, dan lain-lain adalah urusan tokoh dan penokohan. Pembicaraan mengenai tokohdegan segala perwatakan dan jati diri tokoh dalam banyak hal lebih menarik perhatian untuk di teliti.
Istilah tokoh dan karakteristik pada aspek psikoligi menekankan pada watak dan perwatakan dan karakteristik secara brgantian dengan menujuk pada pelaku cerita misalnya sebagai pertanyaan”siapa tokoh antagonis dan protogonis dalam novel itu ?” dan sebagainya.
Tokoh cerita menurut Abrams adalah orang-orang yang di tampilkandalam suatu karya naratif, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungantertentu,sepeti yang diepresikan dalam ucapan dan apa yang di lakukan dalam tidakan (Nugyiantoro 2007: 165).
Untuk mengenal tokoh dapat di telusuri melalui :
1) Gambar fisik, baik melalui beentuk tubuh, raut wajah, cara berjalan, cara berpakaian, maupun yang lain dalam berbentuk fisik.
2) Tindakan-tindakan atau yang di perbuat oleh tokoh.
3) Pikiran-pikiran yang melintas dalam pikiran tokoh .
4) Apa yang di ucapkan oleh tokoh .
5) Analisis tokoh secara lansung oleh pengarang.
6) Apa yang di ucapkan oleh tokoh.
7) Reaksi terhadap peritiwa.
8) Percakapan tokoh lain dengan tokoh itu.
5. Metode Penelitian
4.1Objek penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah struktur dan aspek psikologi dalam novel sang pemimpi karya Andrea Hirata. Struktur yang di maksud dalam penelitian ini adalah struktur novel sang pemimpi karya Andrea Hitara, dalam hal ini peneliti akan melihat bagian karya sastra berserta unsure-unsur yang membangunnya, Sedangkan pisikologi adalah pisikologi tokoh-tokoh yang ada dalam novel sang pemimpi karya Andrea Hirata.
4.2 Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan mengidentifikasi sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan informasi data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu
a) Metode dokumenter adalah suatu cara atau sistem pemberian/pengumpulan, pemilihan, dan pengolahan informasi berdasarkan keterangan-keteranngan atau kutipan atau referensi lain (dari bahan-bahan dokumentasi tertulis) yang dapat disajikan, terhadap berbagai hal dalam penelitian.
Melalui metode ini, data-data yang termuat dalam novel ”Sang Pemimpi” dikumpulkan sebagai perbendaharaan data untuk dapat dipergunakan sebagai bukti atau keterangan di dalam melakukan pengkajian, penelaahan, untuk selanjutnya data yang sudah terkumpulkan atau teridentifikasi itu dapat dianalisis.
b) Metode telaah atau kajian isi adalah apa saja yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik atau identifikasi pesan dan dilakukan secara obyektif dan sistematis (Lincoln dan Gurba dalam Moleong, 1988:63). Metode ini digunakan untuk memudahkan pelaksanaan, penyelidikan, kajian, pemeriksaan untuk menelaah isi novel dalam rangka mendapatkan gambaran secara keseluruhan yang terkandung dalam nove l”Sang Pemimpi” nantinya sebagai data penelitian. Metode telaah dilakukan dengan membaca, memahami dengan baik obyek yang diteliti, mengamati isi novel secara menyeluruh untuk mendapatkan struktur dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
5. Pembahasan
5.1 Penyajian Data
Adapun identitas novel sebagai berikut :
1) Judul : Sang Pemimpi
2) Karya : Andrea Hirata
3) Jumlah Halaman : 288 halaman
4) Penerbit : Benteng Pustaka
5) Tahun Terbit : 2008
6) Cetakan : ke- 23( dua puluh tiga )
7) Sampul bagian depan : Berwarna putih bercampur biru langit dan hitam, disana tergambar seperti jembatan pemberhantian kapal laut, dan duduk seorang laki-laki berbaju hitam menengok ke atas langit
5.2 Analisis Data
1. Analisis Struktur Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata
a. Tema.
Tema yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata adalah “tentang perjuangan“. Dimana perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit tokoh Ikal dan Arai. Mereka rela bangun jam dua pagi menahan kantuk, lelah dan dingin untuk bekerja sebagai kuli ngambat agar dapat tetap sekolah dan meraupi tubuhnya dengan mimpi dan cita-cita ingin sekolah ke Pracis, ingin mengijakkan kaki-kaki miskin mereka di atas altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa hingga Afrika. Dengan mimpi-mimpi itu untuk mereka menyemangati diri mereka untuk tetap berjuang melawan nasip dan menjauhkan rasa putus asa dan kegagalan. Aku seakan melihat diri aku sendiri, Arai, Jimron, sempoyogan memikul puluhan kilo ikan dari perahu menuju stamplat .tiga tahun penuh kami melakukan pekerjaan paling kasar di dermaga itu .Menahan kantuk, lelah dan dingin dengan meraupi seluruh tubuh kami dengan mimpi-mimpi. Betapa kami dalah pemberani, para patriot nasib. Dengan kaki sampai telutut kami tak surut mengantungkan cita-cita dibulan: ingin sekolah ke Peracis, ingin mengijakkan kaki-kaki miskin kami di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajahi Eropa sampai ke Afrika (Hirata, 2007: 268).
b. Tokoh
Tokoh yang ada dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata adalah Ikal dan Arai sebagai tokoh utama sekaligus sebagai tokoh pragonis dan Mustar M. Djai’din, B. A sebagi guru biologi yang frustasi. Disamping tokoh protagonis tersebut terdapat pula tokoh tambahan yaitu Jimron (sahabat dekatnya Ikal dan Arai), Ayah Ikal, Ibu Ikal, Drs .Julian Ichan Balia (kepala sekolah dan guru, satra guru favorinya Ikal dan Arai). Pedeta Geovany (ayah agkat Jimron), H. satar (Pengawa masjid), Zakiah Nurmala (teman sekolah), Laksmi (istri jimron), Cig mutabdan A Kitun (penjaga pintu bioskop), Bang zaitun (musisi), Capo (memeiliki kuda),Mualim (nahkoda kapal), Kang emod (pemilik tempat poto copy) Drs.Odji Emod 9kepala pos ), propesor (yang mewancarai Ikal ketika memasukan lamaran beasiswa starta dua), Dr. Michaella Woodward (yang memutuskan dapat diterimaya Ikal dalam bewsiswa starta dua ).
Seperti yang lukiskan oleh pengarang, Ikal dikenal bertubuh kurus, berambut keriting, pintar, baik hati, hormat pada orang tua, pengertian dan setia kawan. Disisi lain Ikal yang mempunyai hati yang lembut, selalu berrpikir positif mrmpunyai impian untuk bisa bersekolah sampai ke Sarbonne Prancis dan dapat menjelajah Eropa sampai Afrika namun hati ikal mudah rapuh pada saat melihatnya tidak mampu bersekolah sama seperti dai (Hirata, 2007: 24).
Arai adalah orang kebanyakan laki-laki seperti ini selalu bertengkar degan tukang parker sepeda, meributkan uang dua ratus perak. Orang seperti ini sering duduk di bangku panjang kantor pegadaian menuggu barangnya ditaksir. Barang itu tulang tembaga busuk kehijau-hijauan penggalan neneknya. Kalau polisi menciduk pencuri kabel telpon, maka orang berwajah serupa Arai di nsikkan ke bak pick up, dibopong karena tulang keringnya dicucung sepatu jatah copral(Hirata , 2007: 23).
Wajah Arai laksana patung muka yang dibuat mahasiswa seni karya yang baru pertama kali menjamah tanah liat, pencet sana,melendung sini .lebih tepatnya, perabotan di wajahnya seperti hasil suntikan silicon dan mulai meleleh. Suaranya kering, serak dan nyaring persis vokalis mengambil nada falsetto –mungkin karena kebanyakan menangis waktu kecil gerak geriknya canggng serupa belalang sembah. Tapi matanya istimewa itulah pusat grafitasi pesona Arai. Kedua bola matanya, sang jendela hati adalah layar yang mempertotonkan jiwanya yang tak pernah kosong (2007: 23-24).
Arai seumuran dengan Ikal tapi karena kesusahan telah menderanya sepanjang hidup telah membuatnya terlihat lebih dewasa dari Ikal. Sinar matanya jernih, polos sekali. Meski Arai hidup sebatang karena dia tidak pernah mengeluh pada nasib yang membuatnya harus kehilangan orang yang ia sayang sejak kecil. Dia tumbuh menajadi orang yang berpikir kedepan dan selalu bersipat positif. Dia sama seperti Ikal mempunyai impian bersekolah sampai Sarbonne Prancis.
Pengarang mengangkat judul Sang Pemimpin yang mempunyai tokoh Ikal dan Arai dari keluarga miskin di Belitong melayu pedalaman yang mempunyai impian untuk bisa bersekolah sampai sarbonne prancis dan bisa menjelajah Eropa sampai Afrika. Pengarang yang mendapatkan inspirasi sehingga jalan cerita dan sikap psikologi dari seluruh tokoh ada yang di dalam novel Sang Pemipin terserbut akibat dari ramuan pengarang yang meletakkan tokoh Ikal dan Arai dapat mencapai tujuannya dan tanpakekayaan mereka pada akhirnya dapat mencapai mimpi-mipinya .
Tokoh Jimron seperti yang telah didiskusikan oleh pengarang, Jimron adalah sahabat Ikal dan Arai, yang bertubuh tambun dan berwajah seperti anak bayi yang igin menagis, bila melihatnya igin selalu melindunginya . Dia sama seperti Arai sejak kecil sudah di tingal wafat olrh kedua orang tuanya dan asuh oleh seoraang pastur dari Italia yang dekat dengan keluarganya. Jimron sangat menyukai kuda karena kuda adalah mahluk yang paling unik dan dan dapat menolong orang. Jimron dangan pasrah dan mengerjakan segala sesuatu dangan optimis meski hasilnya tidak sesuai dangan apa yang dikerjakannya.Dia selalu tulus dan tidak pernah mengeluh, seperti ketika menerima hukuman pak mustar dai selalu menjalani hukumannya daegan tulus sedikitpun dia takpernah mengeluh .
Pak Mustar seperti yang telah dilukiskan oleh pengarang sebagai guru yang frustasi karena anaknya tidak dapat masuk pada seolah yang telah diperjuangkannya. Pak Mustar sangat berjasa pada sekolah SMA Negri yang berdiri satu-satunya di kampong belitong timur yang bukan main favoritnya, karena berkat perjuangan beliau sekolah itu dapat berdiri di kampong Belitong. Semula pak Mustar orangnya baik , periang dan ramah. Pak mustar berubah menjadi tinggi kurus, putih pucat dan ekspresi wajahnya digin seperti es sama seperti kelakuannya pada anak didiknya yang tak pernah kenal ampun pada setiap kesalahan siswanya.
c. Plot
Plot merupakan penjelasan atau rangkain cerita yang berisikan urutan kejadian atau peristiwa-pristiwa dalam cerita yan mempunyai peneknan pada hubungan kuasalitas. Plot yang terkandung dalam novel sang pemimpin karya Andrea Hirata adalah alur maju dan alur mudur.
Pada awalnya penulis menceritakan kenakalan remaja yang di gambarkan pada tokoh Ikal dan Arai yang sedang dikejar oleh guru biologinya yang frustasi karena anaknya tidak dapat masuk di sekolah yang ia perjuangkan.
Sebenarnya pak Mustar adalah orang penting. Tanpa dia kampong kami takan pernah punya SMA, Ia salah satu perintisnya. Akhirnya, kampung kami mrmiliki sebuah SMA, sebuah SMA Negeri Bukan main. Dulu kami harus sekolah SMA ke tanjong pandan,120 kilometer jauhnya. Sunguh hebat SMA kami itu,sebuah SMA Negeri! Bener-bener bukan main! Namun, pak Mustar berubah menjadi monster karena justru anak lelaki satu-satunya tak diterima di SMA Negeri itu.Bayangkan,anaknya ditolak di SMA yang susah payah diusahakanya, sebab NEM anak manja itu kurang 0,25 dari batas minimal (Hirata, 2007: 6).
Pengarang kembali menuliskan alur cerita awal kepda pak mustar mengejar ikal, Arai dan Jimbrol. Pada hari senin pak mustar mengonci pintu gerbang sekolah setelah jam lebih awal sehinga banyak siswa yang terlambat termasuk Ikal, Arai dan jimbron, Arai yang kesal dengan sikap Pak Mustar itu sehingga membuat Arai kesal dan meniru gaya Pak Mustar yang sedang berpidato di podium sebagai inspektur upacara. Ketika pak Mustar tau tingkah Arai itu, Pak Mustar langsung mengejar Arai tapi karena Ikal Arai dan Jimbron adalah satu kesatuan sehingga mereka pun ikut terlibat dalalm pengejaran Pak Mustar.
Pengarang kembali menceritakan kisah masa kecil Ikal dan Arai dari Awal ketika Arai diAngkat oleh Keluarga Ikal. Waktu Arai kelas satu SD, ibunya wafat saat melahirkan adiknya.Lalu Arai tinggal berdua dengan ayahnya namun ketika Arai menganjak kelas tiga SD, ayahnya juga wafat. Arai menjadi yatim piatu (sebatang kara). Kemudian Arai diangkat oleh keluarga Ikal. Lalu Arai berkembang menjadi pribadi yang terbuka, memilikian mentalitas yang selalu ingin tau dan terus bertanya, Arai berkembang menjadi anak yang pintar. Arai selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Kemudian Arai dan Ikal melewati masa kecilnya hingga dewasa selalu bersama.
Arai dan Ikal selalu menyemangati hidupnya dengan mimpi-mimpi yang berani seperi yang ingin mengijakkan kaki di altar suci bonne prancis dan bertualang mengeliligi Eropa hingga Afrika. Bagi mereka tanpa mimpi orang miskin seperti mereka akan mati.Walaupun mereka harus bekerja sebagai pangambat bagun setiap jam dua pagi untuk bekerja dan lansung berangkat sekolah setelah mereka selesai. Tapi apa yang mereka lakukan itu mmbuat orang tua mereka bangga karena prestasi mereka selalu berada pada peringkat kelima besar.
Setelah lulus SMA mereka melanjutkan kuliah ke jaksrts dengsn hasil tabungan mereka selama bekeerja sebagai pengambat.
Pada awal mereka di Jakarta mereka masih selalu bersama namun pada saat mereka melamar kerja di pos sebagai tukang sotir. Arai tidak lulus tes karna adanya penyakit dalam tubuhnya. Selama Ikal dalam masa pelatihannya dan harus tiga di asrama diam-diam Aria pergi ke kalimantan untk bekerja dan melanjutkan kuliahnya disana dan diterima di universitas Mulawarman, jurusan Biologi. Sedangkan Ikal sambil kerja melanjutkan kuliahnya di Universitas Indonesia mengambil jususan ekonomi dan mereka lulus cum laude .
Mereka bertemu kembali secara tidak sengaja ketika mengikuti tes pendapatan beasiswa untuk melanjutkan strata S2 Eropa bagi sarjana Indonesia yang di adakan oleh Uni Eropa. Selesi mereka mengikuti tes mereka pulang kebelitong untuk pertama kali sejak meeka merantau ke Jakarta. Disana mereka berbulan-bulan menunggu pengumuman apakah mereka lulus dan mewujudkan mimipinya untuk bisa sekolah keluar sampai prancis. Sampai ahirnya hasil pengumumumannya dikairimkan juga melalui pos dan mereka di nyatakan lulus dan kalah mengejutkan untuk menjalani riset dan kuliah mereka adalah altar suci Sarbonne Prancis.
d. Setting/Latar
Setting yang di sajikan oleh novel sang pemimpi karya Andrea Hitara adalah kampong melayu pedalaman yaitu ka mpong belitong, tepat tinggal para tokohdalam novel sang pemimpi. Masyarakatnya berlatarbelkang adatisiadat melayu dan beragama islam.
15 agustus 1988 hari ini, musim hujan baru mulai. Mendung menutup separuh langit. Pukul empat sore nanti akan tumpah ,tak berhenti sampai jauh malam, demikian di kota pelabuhan kecil Mangai di pulau Belitong (Hirata, 2007: 4).
Selain itu latar yang disajikan oleh pengarang dalam novel Sang Pemimpi adalah tempat Ikal dan Arai bersekolah yaitu di SMA negri mangai belitong dan tempat tinggal selama beraekolah yaitu kos kontrak yang dekat dengan pelabuhan dan dekat dengan tempat mereka kerja sebagai pangambat yang mereka lakukan setiap jam dua pagi. Bioskop yang ketika mereka ketauan menonton film yang tidak medidik dan tidak bermutu dan larangan yang paling keras dari pak mustar.
Jika merapat di Dermaga Olivir Mangai maka peradaban pertama yang ditemukan adalah sebuah gedung bioskop. Hiburan paling top di Mangai. Sebenernya bioskop itu berada persis di depan kos kontrak kami. Tpi sedikitpun kami tak berani meliriknya. Sebab menonton bioskop merupakan larangan paling keras dari pakmustar (Hitara, 2007: 96).
Setelah mereka lulus SMA, Mereka melanjutkan sekolahnya di Jakarta mereka harus berpisah degan keluarganya, teman dan guru-guru kesayanganya yaitu di dermaga Olivir untuk menuju ketajung periuk dan menaiki kapal-kapal bintang laut selatan.
Setelah mereka sempat kejakarta mereka menuj terminal bus Bogor yang menuju ke Ciputata, disana mereka kebingugan pada akhirnya mereka berjalan mencari masjid yang tidak jauh dari bus bogor tepatnya di belakang kampus Institus Pertanian Bogor ada masjid dan tidak jauh dari sana mereka menemukan tempat tinggal yang dikontrakkan. Setelah itu mereka mencari kerja di empat foto copyan bang Emod. Dari sana mereka mencari pekejaan yang lain agar mereka bisa kuliah sambil bekerja. Ketika itu mereka menemukan tempat melamr kerja yaitu di pos untuk menjadi tukang sotir, hanya Ikal yang lulus bekeja disana dan Arai pergi ke Kalimantan untuk kerja di sana dan sambil kuliah jurusan biologi di universitas Mulawarman.
1. Analisis Pisikologi Tokoh Novel Sang Pemimpin Karya Andrea Hirata
1) Pisikologi Tokoh
Analisis pisikologi tokoh yang di tampilkan oleh pengarang da dalam novel Sang Pemimpin Karya Andrea Hirata yaitu lebih banyak pada mimpi-mimpi.Tokoh yang terjadi pada bawah sadar tokoh dalam cerita novel Sang Pemimpi adalah ketika tokoh Ikal dan Arai selalu menyemangati hidupnya dengan mimpi–mimipi yang berani seperti yang berani mengijakkan kaki di altar suci sarbonne prancisdan bertualang mengeliligi Eropa hingga Afrika. Bagi mereka tanpa mimpi orang miskin seperti mereka akan mati. Walaupun mereka harus bekerja sebagai pangambat bangun setiap jam dua pagi dan lansung berangakat sekolah setelah mereka selesai bekerja. Tapi apa yang mereka lakukan itu lebih membuat orang tua mereka bangga karna prestasi mereka selalu berada di lima besar. Karena keberanian meraka bermimipi sehingga mereka selalu bersifat optimis dan membung jauh rasa putus asa. pada saat guru sasrta mereka memberikan syair agar mereka menjelajahi dan menemukan berliannya budaya Eropa hingga Afrika dan melangkahkan kaki di altar suci almamter sarbonne prancis, ikut jejak orang-orangmerubah peradaban dimana mereka belajar sciece sasrta, dan seni.
Pada saat itulah Arai dan Ikal mengkristalisasikan harapan agung dalam satu pernyataan yang sangat ambisius cita-cita mereka mengigat keadaan ekonomi mereka jauh dari cukup dan amat terbatasdan cita–itca mereka tepat dikatakan impian saja.
Dan dengan mimpi-mimpi tulah mereka menelimuti tubuhnya untuk berjuang melawan hidup dan memotipasi dirinya untuk meraih prestasi mereka dalam belajar baik ketika masih sekolah dan kuliah maupun ketika berjang melawan pesaing mereka dalam meraih beasiawa strata di Eropa yang di ada oleh Uni Eropa untuk di berikan pada sarjana-sarjana Indonesia karna itu adalah impian yang ingin di capai oleh Arai dan Ikal.
2) Pisikologi Pembaca
Pada awal cerita novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata, menceritakan tentang kenakalan remaja yang di lakukan oleh tokoh utana yaitu Ikal danArai. Tapi lambat laun pembaca ampu di kuasai oleh karakter-karakter tokoh Ikal danArai tentang bagaimana seorang anak melayu miskin memperjuangkan hidup untuk tetap dapat bersekolah dan membangun mimpi-mimpi dan cita-cita yang berani yaitu bisa mengijakkan kaki di altar suci sarbonne prancis dan bisa mengelilingi Eropa hingga Afrika. Dengan mimpi–mimpi mereka menyemagati hidupnya dan selalu bersikap optimis.mereka menolak semua rasa keputusaan dan ketidak berdayaan karna mereka yakin tentang kebesaran Tuhan yang telah menggariskan kehidupan jadi mereka tidak akan pernah dapat mendahului nasibnya.
pembaca merasa menemukan pandangan yang berbeda tenteng nasip, tentang intlektualitas, dan kegembiraaan yang meluap dan kesedihan yang megharu biru setelah membaca novel tersebut pembaca merasa dihipnotis untuk merasakan bagaimana perjuangan hidup tokoh dan merasakan kesedihan yang di alami tokoh Ikal dan tokoh Arai. Bagaimana cara memperjuangkan nasip mereka hingga cita-cita mereka mampu mereka raih tapi bukan karana kekayaan namun kepintaran intelektual dan semangat yang tidak pantang mundur serta keyakinan mereka atas kebesaran Tuhan yang mengantarkan mereka untuk meraih mimpi-mimpi dan cita-cita mereka.
Para pembaca merasa tersemagati dan tidak takut untuk bermimpi setelah membaca novel dan took Arai dan Irai mampu memberi kesan di hati pembaca karena perjuangan dan keberanian mereka dalam bermimpi dan menggantngkan cita-citanya.
3. Perwatakan Tokoh Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata
1.Perwatakan Tokoh Ikal
Seperi sudah dikatakan pada bagian pendahuluan, Ikal mewakili perwatakan anak remaja. Untuk mengetahui watak dan karakter Ikal pada bagian ini akan di kemukakan watak berdasarkan apa yang di ucapkan, jalan pikirannya untuk secara acak semua degan kepeantigan dalam penjelasan watak dan karakter tokoh itu.
Berdasarkan apa yang di lakukan oleh pengarang, Ikal sebagai anak remaja, yang mempuyai karakter pemikiran masih goyah yang ambisius tapi belum bisa megontrol emosi kejiwaannya. Ikal memang mempunyai hati yang baik, setia kawan, sayang pada keluarga dan senag menolong orang lain. Pengarang sangat jelas menggambarkan watak tokoh Ikal yang masih remaja seperti pada saat menggambarkan tokoh Ikal yang datang terlambat pada hari senin karena pak Mustar mengunci pintu gerbang setengah jam sebelum bel bunyi.
Ikal yang trlambat akhirnya nogkrong di depan gerbang sekolah karna tidak dapat masuk. Pada saat itu banyak ikut nogkrong siswi-siswi itu.
“Kesempatan baik, Bron..“ Ikal girang, celigukan kiri kanan. Tak membuang tampo segera Ikal mengeluarkan segrnap pesona yang di miliki secara habis-habisan untuk menarik perhatian putri-putri kecil semenanjung itu Ikal sebagai siswa SMA yang cukup kreatif, telah lama memilki takik khusus untuk situasi semacam itu, yaitu mengaduk kepala dengan minyak hijau ajaib tacho yang selalu ada didalam tasnya, menyisir seluruh ramabutnya kebelakang ,lalu denga tenaga yang penuh menarik kembali. Maka timbulah bongkahan jambul berbinar-binar dan itulah puncak mustahilat anak melayu kampng: di dekat para siswi tadi, Ikal berpura-pura menunduk untuk membetulkan tali sepatunya, yang sebenarnya tidak apa-apa, sehingga ketika bangkit Ikal punya kesempatan untuk menyibakkan jambulnya seperti gaya pembantu membilas cucian (Hirata, 2007: 11).
Ikal selalu berlari ,berngakat sekolahpun ikal selalu berlari ikal senag sekali berlari menerobos hujan ,seperti selendang menerobos tirai air berlapis-lspis .Ikal tak pernah lelah berlari ubuhnya ringan sekali ,kecil dan ramping ,dengan rambut ikal yang panjag dan kaning bajunya yang seringa tak lengkap jika berlari ia merasa seperti orang hidia ,ia seperti laying-layang kertas yang warna warni.(Hirata,2007:141).
2.Perwatakan Tokoh Ari
Berdasarkan apa yang dilukiskan oleh pengarang rai adalah anak yatim piatuyang di tinggal wafat oleh orang tuanya sejak kecil kemudian dia di angkat oleh keluarga Ikal, Arai mempuyai keperibadian yang terbuka, memiliki mentalitas yang selalu ingin tahu dan selalu bertanya, Arai berkembang menjadi anak yang pintar, ia ingin selalu mencoba sesuatu yang baru. Seperti ketika ia mencoba gaya rambut toni kueswoyo, rambut berbelah tengah itu.
Arai mempunyi watak yang tak gampang menyerah sama ketika ia berjuang merebsut hati Nurmala teman sekolahnya. Arai sering bertingkah aneh dan membuat kata-kata puitis ketika pelajaran sastra untuk menarik perhatian Nurmala cuwek-cuwek aja menanggapi sikap Arai itu. Sebulan sebelum Nurmala ualng tahun, Arai sudah menyiapkan hadiah untuk Nurmala.
Arai belajar main gitar pada Bng Zaitun hanya untuk memberikan kejutan di malam ulang tahun Nurmala. Arai memilih lagu “When I fall in love”untuk mewakili hatinya. Kata bang zaitun lagu itu sangat sulit tapi bukan Arai namanya kalau gampang menyerah.apadahal gitaris propesionalpun belum tentu bisa membawakan lagu”When I fall in love“ dangan baik, apalagi sambil menyayikannya bang Zaitun memijami Arai gitarnyauntuk berlatih meski ia sampai empat minggu belum bisa main gitar tapi Araimasih keras untuk berlatih hingga pada hari ulang tahu Nurmala tepat jam dua belas malam. Tapi apa yangdiperjuangkan oleh Arai tidak di sambut dengan baik. Tapi Arai selalu berpikir positifdia tidak mundur sekalipun (Hirata, 2007: 200).
6. PENUTUP
6. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang di lakukan dalam penelitian ini maka dapatlah di tarik kesimpulannya sebagai berikut :
1) Srtuktur novel “Sang Pemimpi”yang memiliki unsur yang terdiri dari unsur-unsur yang membangun cerita itu sendiri satu kesatuan menjadi tema, tokoh, plot/alur, setting dimana unsur-unsur saling berhubungan dalam membangun cerita sehingga cerita menjadi manarik.
2) Aspek pisikologi dalam novel”Sang Pemimpi”mengandung aspek pisikologi tokoh dan pisikologi pembaca. Pisikoligi tokoh pada novel Sang Pemimpin yaitu tokoh Ikal dan Arai yang di gambarkan menjadi anak miskin yang selalu penuh dengan pipmpi-mimpi dan tokoh Arai sejak kecil di tinggal wafat orang tuanya, pisikoligi pembaca yaitu apa yang di rasakan dan yang membuat terkesansi pembaca setelah membaca novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata.
6.2 Saran
Suatu hasil penelitian idealnya harus dapat memberi dampak positif atau dampak negatif suatu keadaan sebelum yang dianggap tidak sesuai degan keadaan yang diinginkan. Hasil penelitian dikatakan dengan baik pabila dapat menjelaskan prihal tentang suatu maslah untuk menemukan pemecahan dalam pemecahan masalah tersebut. Atau penelitian harus memberi manfaat bagi perkembangan bidang ilmu yang dikaji .
DAFTAR PUSTAKA
Esten, Mursalin. 2000. Kesusastraan Pengantar Teori & Sejarah. Bandung: Angkasa
Faruk. 1994. Sosiologi Sastra, Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Hirata Andrea, 2007. Sang Pemimpin .Yogyakarta: Benteng pustaka
Moleong, Lexy. J. 2007. Revisi Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Karya
Nurgiantoro, Burhan. 2007 . Teori Penkajian Fiksi .Yogyakarta :Gajah Mada Universiti Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Semi, M Atar .1990 Metode penelitian sastra bandung :Angkasa
Suyase, Made. 2004. pengantar teori sastra .Mataram :Universitas muhamadiyah mataram.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-nya karena penulis masih diberi kesempatan untuk hidup dan diberikan untuk menyelesaikan tugas makalah sastra bandingan yang sangat sederhana ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi muhamad SAW, dan berkat beliau kita terhindar dari kegelapan dan kejahiliyahan.
Akhirnya penulis meminta kepada para pembaca atas saran dan kritik dan tegur sapa yang membangun agar makalah yang akan lebih sempurna dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi pecinta ilmu maupun peneliti lain selannjutnnya.
Abstrak :
The literatur work especially charakterization novel. Figuris never free from conflik of spiritual.One of the novel that condition will spiritual and to full for lesson from aspect psikologi is” Sang Pemimpi” by Andrea Hirata. How the strukture and aspect psikologi is the problem that the lesson in this reseach for to achieve the direction reseach. The reseach to do assemble data of structura anol aspect psikologi the list in the novel “Sang Pemimpi” with use method dokumenter and eethod study of cotents.
From the reseach we can get if the structure of novel “Sang Pemimpi” have element part of from the element that to cover, thema, figure, plot/alur, setting, where the element one other mutual of conected in the bulid up story although to be pull.
Keyword: Analisis and Psikologi
No comments:
Post a Comment