“PERMAINAN BENTENG”
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual kita. Dengan bermain kita dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik.
Pada dasarnya gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang terjadi secara alamiah. Kita tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi kita akan memperoleh kesenangan, kanikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi, dan motivasi bersosialisasi.
Dengan bermain dapat mengembangkan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, daya cipta (kreativitas), bahasa, perilaku, ketajaman penginderaan, melepaskan ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental ataupun gangguan perkembangan lainnya. Fungsi lainnya adalah rekreasi, penyaluran energi, Persiapan untuk hidup dan mekanisme integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar.
Ada bentuk-bentuk permainan seperti : permainan eksplorasi (penjelajahan), permainan energik, permainan kemahiran (skillfull play). Permainan yang lain, seperti permainan sosial dan puzzle dapat dilakukan di dalam kelas. Dalam makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang “Permainan Benteng”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dari Penjaskes?
2. Bagaimana hubungan Pendidikan jasmani dan kesehatan dengan bermain?
3. Bagaimana cara melakukan permainan benteng dan manfaatnya?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tujuan dari sebuah permainan dalam penjaskes;
2. Menjelaskan hubungan pendidikan jasmani dan kesehatan dengan bermain;
3. Menjelaskan tatacara melakukan permainan benteng, serta tujuan dan manfaatnya;
D. Manfaat
1. Mengetahui tujuan dari sebuah permainan dalam penjaskes?
2. Mengetahui hubungan pendidikan jasmani dan kesehatan dengan bermain?
3. Mengetahui tatacara melakukan permainan benteng, serta tujuan dan manfaatnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Penjaskes
Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. ( Depdiknas, 2003 ) Tujuan dan fungsi pendidikan jasmani antara lain adalah :
a. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, melalui aktivitas jasmani.
b. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (out door education)
B. Hubungan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dengan Bermain
Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu dilakukan oleh kita dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan materi pelajaran. Berbagai alternatif pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang dipelajari.
Pengalaman belajar dapat dilakukan dengan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pengalaman belajar di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan mengadakan interaksi antara kita dengan sumber belajar.
Pengalaman belajar dapat dilakukan dengan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pengalaman belajar di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan mengadakan interaksi antara kita dengan sumber belajar.
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, pengalaman belajar kita meliputi pengalaman belajar kognitif, psikomotorik dan afektif. Kompetensi kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesiskan, dan menilai. Berkenaan dengan ranah afektif, kompetensi artikel yang ingin dicapai antara lain meliputi tingkatan pemberian respon (responding), apresiasi (appreeciating), penilaian (valuing), dan internalisasi (internalization).
Berkenaan dengan ranah psikomotorik, kompetensi dicapai meliputi tingkatan gerakan awal, semi rutin, gerakan rutin. Untuk mencapai kompetensi tersebut, pengalaman belajar yang perlu dilakukan antara lain : Partikel ada tingkatan penguasaan gerakan awal, kita perlu berlatih menggerakkan sebagian anggota badan. Pada tingkat gerakan semi rutin, kita perlu berlatih, mencoba atau menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan. Pada tingkatan gerakan rutin kita perlu melakukan gerakan secara menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis. Pengalaman belajar yang umum dilakukan untuk mencapai ketiga tingkatan tersebut adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan intensif (driill), menirukan, mensimulasikan, mendemonstrasikan gerakan yang ingin dikuasai, dan sebagainya.
Untuk mencapai ketiga aspek di atas maka dalam penjaskes kita melakukan berbagai macam permainan-permainan yang dapat mendukung ketiga aspek tersebut. Bermain memiliki fungsi yang sangat luas, dengan bermain kita dapat mengembangkan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, daya cipta (kreativitas), bahasa, perilaku, ketajaman pengindraan, melepaskan ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental ataupun gangguan perkembangan lainnya.
C. Permainan Benteng dan Manfaatnya
Dalam makalah ini saya menulis tentang permainan benteng, permainan benteng adalah sebuah permainan tradisional, yang banyak dimainkan oleh anak-anak. Menurut saya permainan ini cukup menarik untuk dijadikan sebagai sebuah media untuk melatih tiga aspek yang akan di capai dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, karena disamping permainan benteng adalah sebuah permainan, permainan ini juga mampu melatih gerak, pikiran (taktik dalam bermain) dan juga melatih kebugaran. Kebugaran adalah tujuan utama yang dicapai dalam pendidikan jasmani dan kesehatan.
Dalam permainan benteng ini juga diperlukan kerjasama, Kemampuan kerjasama adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Itulah kenapa kita perlu melatihnya agar kita memiliki bekal yang memadai. Bagaimana melatihnya? Tentu untuk melatihnya tidak cukup dengan hanya menggunakan ucapan dan ujaran, melainkan perlu memberikan pengalaman langsung.
Inti dari kerjasama adalah bagaimana kita mulai berlatih untuk menomersatukan tujuan kelompok yang saling tolong menolong dalam usahanya ketimbang mementingkan ego pribadi.
Untuk lebih jelasnya berikut keterangan mengenai permainan benteng :
1. Pemanasan
Sebelum bermain sebaiknya terlebih dahulu kita melakukan pemanasan untuk menghindari cidera otot pada saat bermain.
2. Kegiatan inti
Dalam kegiatan ini dilaksanakan kegiatan out door games. Bentuk kegiatan out door games yang pertama dilaksanakan bentuk kegiatan yang berorientasi pada melatih kekuatan, kelincahan, kelenturan tubuh disamping juga melatih unsur kognitif dan afektif siswa. Permainan ini berasal dari permainan anak-anak yang awalnya mempergunakan pohon atau tiang sebagai sarana bentengnya.
- Prasarana : Berupa lapangan seluas lapangan basket.
- Sarana : tiang, pohon, dan sebagainya.
Cara bermain benteng ini super sangat sederhana. Menurut pengamatan saya, jumlah minimal yang ideal bermain benteng adalah 8 orang. Permainan terdiri dari 2 grup. Kita sebut saja A dan B. Setelah menentukan siapa masuk grup mana (biasanya dilakukan dengan suit atau gambreng), dipilihlah lokasi masing-masing benteng. Biasanya jarak kedua benteng tidak terlalu jauh. Paling 10-20 meteran.
Lokasi benteng bisa dimana saja. Di ruas jalan, di lapangan, di dekat sawah, pokoknya dimana saja sepanjang kedua kubu bisa berlari diatasnya (bukan berenang). Inti dari permainan ini adalah Merebut benteng lawan dengan menyentuhnya. Seperti juga benteng sungguhan, untuk bisa menguasai benteng lawan, kita harus mengalahkan semua prajuritnya. Caranya gampang, Permainan ini menargetkan penyerangan atau pengambilalihan dengan cara menyentuh tempat yang dipilih sebagai benteng oleh lawan. Begitu benteng bisa disentuh, biasanya dibarengi teriakan "benteeeng!"
Kemenangan juga bisa diraih dengan menawan seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi penawan dan yang tertawan ditentukan dari waktu terakhir saat si penawan atau tertawan menyentuh benteng mereka masing-masing. Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi penawan dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya.
Kerjasama grup dalam permainan ini dibutuhkan karena masing-masing pemain harus bisa memainkan peranan yang berbeda tapi tujuannya sama, yaitu mengambil alih atau menyerang benteng lawan. Peranan yang harus dimainkan antara lain harus ada yang menjadi penyerang, mata-mata, pengecoh, dan penjaga benteng.
Selain mengajarkan kerjasama grup atau tim, permainan ini juga mengajarkan bagaimana memilih strategi yang jitu dan kecepatan berlari. Untuk anak-anak, semua nilai yang ada dalam permainan ini sangat penting.
BAB III
KESIMPULAN
Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual kita.
Pendekatan bermain adalah suatu model pembelajaran aktifitas jasmani yang merupakan salah satu metode yang tepat dimana keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sekalipun sambil bermain mereka sudah melaksanakan kegiatan jasmani sebagai upaya untuk menjaga kebugaran tubuh. Hal ini sangat bagus untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa.
No comments:
Post a Comment