Wednesday, February 6, 2013

Contoh Kumpulan Skripsi Ekonomi Lengkap 2013 PENGARUH NET EKSPOR DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI


PENGARUH NET EKSPOR DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KALIMANTAN TIMUR



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Globalisasi ekonomi merupakan mendunianya kegiatan dan keterkaitan perekonomian. Kegiatan-kegiatan perekonomian tidak lagi sekedar internasional tapi bahkan nasional, dan transnasionalisasi kegiatan-kegiatan perekonomian, bukan lagi terbatas pada aspek-aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas ke aspek produksi dan pemasaran, bahkan sumber daya manusia konsekuensi dari semua ini. Perekonomian antar Negara semakin berkaitan erat, peristiwa ekonomi di sebuah Negara dengan cepat dan mudah merambah ke negara-negara lain.
Dalam situasi seperti sekarang, keunggulan bisnis dan perekonomian bukan lagi berdasarkan pada strategi keunggulan komparatif (Comparative advantage) melainkan strategi keunggulan kompetitif (Competitive advantage). Globalisasi mengubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Interdependensi (saling ketergantungan) perekonomian negara semakin erat, keeratan interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga antara negara berkembang dan negara maju.
Ekspor merupakan salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang perekonomiannya bersifat terbuka seperti di Indonesia, karena ekspor secara luas ke berbagai negara memungkinkan peningkatan jumlah produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan dapat memberikan andil yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas perekonomiannya. Apalagi Indonesia yang baru saja bangkit dari keterpurukan akibat krisis ekonomi dan krisis multidimensional senantiasa berupaya untuk mengembangkan ekspornya untuk menopang pemulihan ekonomi melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan jaminan pemerataan, stabilitas dan kepastian hukum.
Perkembangan nilai ekspor Kalimantan Timur selama empat tahun terakhir (2002 – 2005) menunjukkan trend yang selalu menaik. Tahun 2002 7,7 milyar US$ dan pada tahun 2003 meningkat drastis menjadi 9 milyar US$. Tahun 2004 meningkat menjadi 10,9 milyar US$ dan pada tahun 2005 meningkat lagi menjadi 14,2 milyar US$.
Kalimantan Timur dalam menghasilkan devisa negara melalui perdagangan luar negeri (ekspor), masih tergantung dengan golongan barang barang minyak dan gas. Hal ini bias dilihat dari perkembangan peran minyak dan gas dalam membentuk nilai ekspor Kalimantan Timur. Pada tahun 2000, 2001 dan 2002 berturut-turut sebesar 6,7 milyar US$, 6,9 milyar US$ dan 5,9 milyar US$. Pada tahun 2003, 2004 dan 2005 pun peran migas pun masih cukup besar yaitu 77,7 persen, 78,3 persen, dan 75,7 persen dari total ekspor yaitu sebesar 9 milyar US$, 10,9 milyar US$ dan 14,2 milyar US$. Walaupun tahun 2002 mengalami penurunan tetapi peran migas masih dominan.
Usaha peningkatan nilai ekspor non migas yang digalakkan oleh pemerintah, hasilnya juga terlihat di propinsi Kalimantan Timur ini dengan terus meningkatnya persentase nilai ekspor non migas dibandingkan dengan ekspor migas terhadap total ekspor.
Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak lesunya pembangunan dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara-negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri tetapi juga investor asing.
Melalui berbagai paket kebijaksanaan, deregulasi dan debirokratisasi dilakukan pelaksanaan mekanisme perijinan, penyederhanaan tata cara impor barang modal, pelunakan syarat-syarat investasi serta perangsangan investasi untuk sektor-sektor dan di daerah-daerah tertentu.
Perkembangan nilai impor Kalimantan Timur selama empat tahun terakhir (2002 – 2005) selalu meningkat. Peningkatan tajam terjadi pada tahun 2005 yang dibanding pada tahun sebelumnya mencapai 28,9 persen. Pada tahun 2002 juga meningkat menjadi sebesar US$ 1,86 juta, tahun 2003 menjadi US$ 2,2 juta dan tahun 2004 menjadi US$ 2,7 juta. Tahun 2005 kembali meningkat tajam hingga 28,9 persen menjadi 3,5 US$.
Bila diamati dari golongan barang impor Kalimantan Timur sebagian besar adalah golongan barang Non Minyak dan Gas, dimana dari tahun ke tahun impor non migas selalu lebih besar dari migas. Tetapi sejak tahun 2002 hingga 2005 ini impor migas jauh lebih besar dari impor non migas. Pada tahun 2002 impor migas lebih besar dibanding non migas yaitu 63 persen dari total impor. Dan tahun 2003 menjadi lebih besar lagi yaitu 67 persen. Sedangkan tahun 2004 menjadi 82 persen dan tahun 2005 menjadi 71 persen dari total impor. Dengan demikian Kalimantan Timur pada beberapa tahun terakhir selain sebagai mengekspor migas juga mengimpor dalam jumlah yang semakin besar setiap tahunnya.
Investasi di Kalimantan Timur secara kumulatif sampai dengan tahun 2005 mengalami peningkatan 68 persen dari tahun sebelumnya sebesar 4,5 milyar dan untuk penanaman modal asing mengalami penurunan yaitu dari 958 juta US$ pada tahun sebelumnya menjadi 101,8 juta US$ pada tahun 2004. Pertumbuhan ini menunjukkan gambaran bahwa minat berinvestasi di Kalimantan Timur cukup tinggi, walaupun kondisi perekonomian masih kurang stabil (masa pemulihan) akibat krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan juli 1999.
Pembangunan di Kalimantan Timur dari tahun ke tahun makin terus meningkat, hal ini dapat dilihat dari perkembangan daerah melalui Repeta dan Renstra Kalimantan Timur. Perkembangan tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya potensi yang besar, yaitu potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusianya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam perkembangan tersebut ada sembilan sektor yang terdapat dalam PDRB, yaitu sektor pertanian dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan dan konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa kemasyarakatan.
Berkaitan dengan beberapa hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Tesis: Pengaruh Ekspor, Impor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Timur

B.   Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diketahui bahwa ekspor, impor dan investasi merupakan faktor yang penting dalam suatu proses produksi, terutama dalam pertumbuhan perekonomian. Dimana pertumbuhan perekonomian dapat dilihat dari jumlah produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang diketahui terdiri dari sembilan sektor. Besarnya nilai PDRB merupakan gambaran perkembangan atau kemajuan kegiatan ekonomi penduduk yang bekerja, yang sekaligus merupakan jumlah seluruh nilai tambah (produk) yang ditimbulkan dari berbagai sektor/lapangan kerja penduduk.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka dapat diambil sebagai permasalahannya, yaitu :
  1. Bagaimanakah pengaruh ekspor, impor dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.
  2. Diantara variabel ekspor, impor dan variabel investasi, manakah yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.

C.   Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah disebutkan di atas, dan dengan melakukan pembatasan-pembatasan tertentu, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pengaruh ekspor, impor dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.
2.    Untuk mengetahui variabel ekspor, variabel impor dan variabel investasi, manakah yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.

D.    Manfaat Penelitian
1.    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis bagi khasanah kepustakaan pada bidang studi Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan.
2.    Hasil studi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi, dan masukan bagi Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dalam mengambil kebijaksanaan dalam merumuskan strategi pengembangan ekspor daerah diwaktu yang akan datang.
3.    Dengan studi yang dilakukan ini diharapkan dapat diperoleh suatu manfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Penelitian Terdahulu
Indah Pertiwi, (2002)dengan judul pengaruh nilai ekspor, penanaman modal asing (PMA) dan kurs terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan menggunakan perhitungan regresi linear berganda, diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar (kurs) terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan ekspor dan PMA pengaruhnya sangat kecil. Hal ini dikarenakan kurs tersebut disamping mempengaruhi tingkat pertumbuhan melalui perubahan pendapatan, kurs juga mempengaruhi pertumbuhan melalui PMA dan ekspor itu sendiri. Naiknya pendapatan ekspor dan PMA mempunyai hubungan yang positif dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar menunjukkan hal yang sebaliknya. Dengan demikian ekspor dan PMA mempunyai hubungan yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan nilai tukar berhubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi.

B.   Teori Perdagangan Internasional
Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi kebutuhannya. Suatu negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya, namun dilain pihak ada kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan dalam sumber daya alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan perdagangan. Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia ini.
            Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya perekonomian dunia, maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian penting peranannya.
            Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu bagian dari analisa ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam usaha peningkatan pendapatan perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua negara telah melaksanakan perdagangan internasional.
            Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya dengan produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai contoh orang dapat mengukur keterbukaan suatu perekonomian melalui peranan  impor perekonomian berbeda dengan perekonomian yang lain.
Perdagangan internasional yang bebas, memegang peranan penting dalam proses perkembangan suatu bangsa seperti yang dikemukakan Todaro (1995) dalam Purwiyanta (1996) :
“International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’ that propelled the development of today’s economically advanced nation during nineteenth and early twentieth century. Rapidly expanding export market provided and additional stimulus to growing local demands that led to establishment of large-scale manufacturing industries. Together with a relatively stable political structure and flexible social institutions, these increased export earnings enabled the developing country in the nineteenth century to borrow fund in the international capital market at very low interest rate. This capital accumulation in turn stimulated further production, made possible increased imports, and led to more diversified industrial structure.”

Bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan banyak dibahas dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan. Surplus yang diperoleh oleh negara yang melakukan perdagangan internasional berpeluang untuk meningkatkan aktivitas perekonomiannya.
Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi negara-negara berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu; (1) perdagangan internasional memperluas pasar, merangsang inovasi dan meningkatkan produktivitas; (2) perdagangan internasional meningkatkan tabungan dan akumulasi kapital; (3) perdagangan internasional memiliki efek mendidik dalam hal dorongan atau keinginan terhadap hal-hal yang baru maupun selera baru dan transfer teknologi, skill dan enterpreneurship.
Perdagangan internasional juga disebut-sebut sebagai suatu mekanisme untuk mewujudkan ketidak seragaman internasional (mechanism of international inequality). Melalui interaksi berbagai kekuatan di pasar menyebabkan setiap negara berbeda dengan negara-negara lainnya baik dalam hal tingkat pembangunan ekonomi maupun pendapatan perkapita.
Salah satu komponen dalam perdagangan internasional; yaitu ekspor, sering disebut juga sebagai komponen pembangunan utama (export-led-development) artinya ekspor memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Salah satu alasannya barangkali adalah pengalaman beberapa negara yang mempunyai pertumbuhan ekspor yang tinggi dalam beberapa dekade dan kemudian menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar.
Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Sedangkan yang dimaksud impor adalah pengiriman barang dagang dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Anonim, (2003)
            Menurut Winardi (1999), ekspor adalah benda-benda (termasuk jasa-jasa) yang dijual kepada penduduk negara lain.

C.   Teori Investasi
Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar dari penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. Para ekonom mempelajari investasi untuk memahami fluktuasi dalam output barang dan jasa perekonomian.
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi.
Menurut Sadono (1994), investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

D.   Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam pertumbuhan ekonomi biasanya ditelaah proses produksi yang melibatkan sejumlah jenis produk dengan menggunakan sejumlah sarana produksi tertentu. Dalam hubungan ini ditunjukkan hubungan perimbangan kuantitatif antara sejumlah sarana produksi di satu pihak dengan hasil seluruh produksi di pihak lain satu sama lain. Hal itu dapat dinyatakan dalam kerangka format matematika. Model-model mengenai pertumbuhan ekonomi harus bias diuji dengan pengukuran empiris kuantitatif.
Pertumbuhan ekonomi dalam arti terbatas menurut Sumitro Djojohadikusumo (1995), yaitu peningkatan produksi dan pendapatan, bisa saja berlangsung tanpa terwujudnya pembangunan.
            Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (1995), Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah menambah pendapatan perkapita dan menaikkan preoduktivitas perkapita dalam waktu yang secepat-cepatnya. Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya pertambahan pendapatan kenaikan produktivitas yang pada pokoknya hanya dapat tercipta dengan menambah peralatan modal dan skill.
            Dengan demikian bisa di katakan bahwa modal dan skill merupakan sarana alternatif suatu jalan untik merubah keadaan sebelumnya tidak berkembang sehingga menjadi berkembang yang kemudian mengalami suatu peningkatan, dan dalam suatu proses produksi yang selanjutnya mendorong peningkatan pendapatan perkapita dalam suatu proses yang berkelanjutan dari pembangunan ekonomi.


E.   Kerangka Konseptual Penelitian
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Dari sekian banyak sumber-sumber yang menjadi penerimaan sumber penerimaan negara, maka kegiatan ekspor termasuk yang paling penting dan dominan dalam membentuk jalannya pembangunan ekonomi di Indonesia.
            Dengan anggapan bahwa kegiatan ekspor itu berfungsi sebagai engine of growth, yang didasarkan pada sumbangan dan peranannya dalam mempercepat proses pertumbuhan ekonomi, terutama sumbangannya dalam mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, memperluas pasar produksi dalam negeri dan mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi.
Untuk meningkatkan perekonomian suatu negara diperlukan dana yang cukup besar, baik bersumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang berupa investasi (PMA dan PMDN) guna menunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah digambarkan dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah pada satu tahun.
Semakin besar jumlah ekspor dan investasi (PMA dan PMDB) secara tidak langsung mempercepat proses pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya investasi yang digunakan untuk pembentukan modal dan meningkatnya ekspor untuk peningkatan pendapatan (devisa).

F.    Hipotesis Penelitian
Berangkat dari kerangka konsepsional penelitian yang dilandasi oleh teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.    Bahwa ekspor dan investasi mempunyai pengaruh yang besar (signifikan) terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.
4.    Variabel ekspor memiliki pengaruh yang cukup besar (dominan)  terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.


BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Rancangan Penelitian Yang Digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder yang dianalisis menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda. Untuk menghitung koefisien regresi digunakan program statistis SPSS 12 for Windows. Objek penelitian ini adalah Pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh ekspor, impor dan investasi.

B.   Definisi Operasional
Dalam penulisan thesis ini yang nantinya akan dilakukan penelitian, dan menggunakan beberapa variabel-variabel yang saling berhubungan. Adapun varibel-variabel tersebut adalah :
1.        Ekspor, yang dimaksud adalah nilai seluruh ekspor di Kalimantan Timur dari tahun 1995-2005.
2.        Impor, yang dimaksud adalah nilai seluruh impor di Kalimantan Timur dari tahun 1995-2005.
3.        Investasi, yang dimaksud yaitu nilai seluruh investasi yang ditanamkan di Kalimantan Timur baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari tahun 1995-2005.
4.        Pertumbuhan ekonomi, yang dimaksud yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur dari tahun 1995-2005.
C. Jangkauan Penelitian
1.      Dalam penelitian ini diberikan batasan yang mencakup :
a.   Ruang lingkup penelitian ini meliputi tingkat propinsi, yaitu propinsi Kalimantan Timur dari tahun 1995 sampai dengan 2005.
b.   Kegiatan pengambilan data melalui kantor DISPERINDAGKOP, badan promosi dan Investasi perwakilan Kalimantan Timur dan kantor Biro Pusat Statistik perwakilan Kalimantan Timur yang berhubungan dengan perolehan data.
2.      Waktu Penelitian 
   Oleh karena penelitian ini hanya berorientasi pada data sekunder saja, maka sejak penelitian hingga penulisan membutuhkan waktu kurang lebih 4 (empat) bulan dengan tahapan rencana penelitian, pengumpulan data yang diperlukan, pengolahan dengan data yang diperoleh dan penulisan hasil penelitian.

D. Rincian Data yang Diperlukan
Jenis data yang diperlukan dan dalam penelitian ini menggunakan :
1.    Data nilai ekspor di Kalimantan Timur yang datanya diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Kantor DISPERINDAGKOP Kalimantan Timur dari tahun 1995 sampai dengan 2005.

2.    Data nilai impor di Kalimantan Timur yang datanya diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Kantor DISPERINDAGKOP Kalimantan Timur dari tahun 1995 sampai dengan 2005.
3.    Data investasi di Kalimantan Timur yang datanya diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Kantor investasi di Samarinda dari tahun 1995 sampai dengan 2005.
4.    Data PDRB atas dasar harga konstan di Kalimantan Timur yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik di Samarinda dari tahun 1995 sampai dengan  2005.
5.    Data-data lain yang menunjang dalam penelitian thesis ini.

E. Teknik Pengumpulan Data
1.    Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan melakukan observasi ketempat penelitian.
2.    Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Data yang dilakukan melalui membaca dan mencatat data-data, laporan, teori atau brosur yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

F. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh ekspor, impor dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, nantinya akan dipergunakan peralatan statistik yaitu dengan Persamaan RegresiLinier Berganda . Dan untuk mengetahui kebenaran adanya pengaruh antara variabel X1, X2terhadap variabel Y maka dipergunakan, uji F, uji T, dan nilai koefisien determinasi (R2)
a.   Persamaan Regresi Linear Berganda
Regresi merupakan suatu alat ukur uang juga digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi atau hubungan antar variabel. Adapun rumus dari persamaan Regresi menurut Gujarati (1995 : 332) adalah sebagai berikut
Dimana dalam penelitian ini :
Y         = Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
X1       = nilai ekspor
X2       = nilai impor
X2       = investasi
e          = indikasi nilai komponen pengganggu
Untuk menghitung nilai koefisien regresi digunakan program statistik SPSS 12 for Windows.

b.    Uji Validasi Asumsi OLS
Untuk memperkuat analisis dari penaksiran, akan dilakukan uji keabsahan asumsi-asumsi yang dimiliki OLS. Pengujian tersebut berkaitan dengan ‘ada’ atau ‘tidaknya’: (1) Multikolinearitas; (2) Heteroskedastisitas; (3) Otokolerasi. (Gujarati. 1995:335-338. 367-368. 420-424).

1.  Uji Multikolinearitas
Multikolinear adalah adanya korelasi yang pasti diantara variabel bebas. Dalam kasus multikolinear sempurna penaksir OLS tak tertentu dan kesalahan standarnya tak tertentu juga (Gujarati. 1995:166). Jika terjadi multikolinear yang nyata tetapi tidak sempurna maka terdapat beberapa konsekuensi, diantaranya yaitu kesalahan standar yang diperoleh cenderung membesar dengan meningkatnya tingkat korelasi diantara variabel bebas. Gejala terdapatnya multikolinear dalam suatu model regresi adalah didapatkannya nilai R2  yang tinggi sementara hanya sedikit variabel bebas yang secara parsial signifikan dengan uji-t banyak yang tidak signifikan, namun sementara itu untuk uji-F nya signifikan. Menghilangkan adanya multikoliniearitas pada suatu model regresi terdapat bermacam-macam cara. Cara yang paling mudah adalah menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menambah data. Cara ini akan bermanfaat jika dapat dipastikan bahwa adanya multikolinearitas dalam model disebabkan oleh kesalahan sampel. Disamping kedua cara tersebut yang sering digunakan yaitu dengan mentransformasi variabel. Nilai variabel mundur satu tahun, sehingga model transformasi yang dihasilkan disebut model variabel lag. Model ini dapat dibangun jika data penelitian menggunakan data time series, (Algifari: 2000).

2.  Uji Heteroskedastis
Asumsi OLS lainnya adalah bahwa variabel-variabel pengganggu μi  mempunyai varians yang sama, atau secara matematis ditulis  variabel E(μi) = E(μj) = σ2 sama untuk semua kesalahan koefisien pengganggu (asumsi homoskedastisitas). Pengertian Homoscedastisitas adalah varian (σ2) dari residual (kesalahan koefisien pengganggu) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka ada problem Heteroskedastisitas.
Konsekuensi adanya heteroskedastisitas antara lain adalah menjadi tidak efisien estimator OLS karena variannya tidak minimum. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui heteroskedastisitas, antara lain menggunakan deteksi heteroskedastisitas, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot, di mana jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit). maka telah terjadi heteroskedastisitas. Cara lain dengan menggunakan uji Glejser (Glejser test). Glejser mengusulkan untuk meregresikan nilai absolut residuals yang diperoleh yaitu |e| dengan variabel independen. Jika semua variabel independen tidak ada yang signifikan dengan |e|, maka dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas pada hasil estimasi, demikian juga sebaliknya, jika ada salah satu variabel independen yang signifikan terhadap nilai absolut residuals maka hasil estimasi tersebut terjadi heteroskedastis.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan heterokedastisitas dalam model regresi, yaitu dengan mentransformasi variabel menjadi log. Jika hal ini dilakukan maka masing-masing koefisien regresi yang dihasilkan dari model menunjukkan besarnya elastisitas masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya (Algifari: 2000).

3.  Uji Otokorelasi
Otokorelasi adalah suatu keadaan di mana terdapatnya hubungan atau korelasi diantara variabel gangguan yang berurutan dari data time series. Dalam konteks penelitian, permasalahan ini mungkin timbul antara lain disebabkan oleh model yang bersifat autoregressive (adanya lag waktu). Untuk mendeteksi adanya gejala tersebut digunakan pengujian besaran Durbin-Watson. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari perhitungan dengan nilai kritis DW dari tabel. Bila pengujian ini ternyata berada pada daerah ragu-ragu. selanjutnya dilakukan Runs test.
Pada persamaan autoregresif, masalah autokorelasi tidak dapat lagi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson. Sebab pada umumnya nilai Durbin Watson cenderung mendekati 2. Untuk mendeteksi autokorelasi. dipergunakan rumus:
Nilai Durbin-h yang diperoleh dari rumus diatas kemudian dibandingkan dengan nilai kritis distribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% berikut ini:
Pr [ -1.96 ≤ h ≤ 1.96], aturan pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Sementara menurut Algifari. (2000 : 52), aturan pengambilan keputusan berdasarkan nilai Dw adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Aturan pengambilan keputusan berdasarkan nilai Durbit Watson
 Sumber :   Algifari. (2000 : 52)    
Jika pada suatu model regresi terdapat otokorelasi, salah satu cara untuk menghilangkan pengaruh otokorelasi tersebut adalah dengan memasukkan lag variabel dependennya ke dalam model regresi.

c.    Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis, akan dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu:
1.    Pengujian hipotesis pertama
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis pertama digunakan uji F, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (Independent variabel) yaitu Ekspor, Impor dan Investasi secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel tergantung (dependent variabel) yaitu Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.
Apabila dari hasil perhitungan ternyata F Hitung lebih kecil dari F Tabel, maka Hipotesa Ho = 0 diterima dan Ha ¹ 0 ditolak, artinya bahwa variabel-varabel bebas (independent variabel) tidak memberikan pengaruh terhadap variabel tergantung (dependent variabel), sebaliknya F Hitung lebih besar dari F Tabel, maka Hipotesa Ho = 0 di tolak dan Ha ¹ 0 diterima, artinya bahwa variabel-varabel bebas (independent variabel)  memberikan pengaruh terhadap variabel tergantung (dependent variabel).
Dalam analisis statistik ini juga dilakukan analisis korelasi berganda (R2) dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai keterkaitan atau keeratan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Jika R2 yang dihitung atau diperoleh hasilnya mendekati 1 (satu), maka berarti variabel bebas mempunyai keterkaitan yang cukup besar dengan variabel tergantung, sebaliknya apabila nilai R2mendekati 0 (nol), maka dapat dikatakan, bahwa variabel bebas tidak mempunyai keterkaitan dengan variabel tergantung. Di samping itu perlu juga diketahui R2yang disesuaikan (Adjusted R2), untuk analisis regresi lebih dari dua variabel bebas digunakan nilai adjusted R2 sebagai koefisien determinasi, semakin tinggi nilai ini semakin baik bagi model regresi, karena variabel bebas dapat menjelaskan variabel tergantung lebih besar.
Adapun teknik pengujian hipotesis  yaitu: Pembuktian  Uji  F.
Asumsi digunakan sesuai pendapat Rangkuti (197: 151) bahwa:
Ho       :     b1 = b2 = b3 = b4 = 0
                  Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan antara faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi, dengan variabel bebas yaitu: Ekspor, Impor dan Investasi.
Ha       :     b1 ¹ b2  ¹  b3  ¹  b4  ¹ 0
                  Artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersama antara faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi, dengan variabel bebas yaitu: Ekspor, Impor dan Investasi.

2.    Pengujian hipotesis ke dua
Kebenaran hopotesis kedua dibuktikan dengan menggunakan uji t, yaitu menguji kebenaran koefesien regresi. Uji Koefisien regresi, Ho = koefisien regresi tidak signifikan dan H1 = koefisien signifikan.
Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima dan jika t hirung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditlak. Kemudian berdasarkan probabilitas, jika probabilitas lebih kecil 0,05 maka Ho ditolak.
Dalam pengujian kedua ini juga dilakukan analisis korelasi partial, untuk mengetahui keterkaitan antara variabel bebas secara partial dengan variabel tergantung.
Kriteria Pengujian: Sesuai pendapat Santoso(1999: 421) adalah:
a.   Membandingkan t hitung dengan tabel
Menolak Ho jika t hitung > t tabel
Menerima Ho jika t hitung < tabel
t  hitung   =    SPSS 12.00 For Windows.
t tabel    =    Tingkat signifikansi (a) 5 %
               Uji dilakukan dua sisi, diperoleh (10 ; 0,05) = 1,833
b.   Berdasarkan Probabilitas
Menolak Ho jika signifikansi T (probabilitas) , 0,05
Menerima Ho jika signifikansi T (probabilitas) > 0,05.

Di samping itu untuk melihat pengaruh dominan dari hasil uji t adalah signifikan T (probabilitas) Koefisien regresi yang terbesar.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim (2006), Kalimantan Timur Dalam Angka, Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Anonim (2006), Kebijakan umum di Bidang Ekspor, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Anonim, Perdagangan, Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah Kalimantan Timur, Http:\litbang.kaltim.go.id
Algifari. 2000. Analisis Regresi. Dalam Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.
Aliman dan A. Budi Purnomo, (2001). Kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi; Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia : FE-UGM; Yogyakarta.
Boediono, 1998, Pengantar Ilmu Ekonomi 2 ; Ekonomi Makro, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Djojohadikusumo Soemitro, (1995), Ekonomi Pembangunan, PT.Pembangunan, Jakarta.
Gujarati. Damodar. (1995). Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa. Sumarno Zain. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Marhamah, Rusiah, (2003), Pengaruh Investasi Pemerintah, BUMN/BUMD, PMA/PMDN dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara. Program Pasca Sarjana Universitas Mulawarman, Samarinda.

Pertiwi, Indah (2002), Tesis : Pengaruh Nilai Ekspor, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Kurs terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Yogyakarta.

Sukirno. S, (1994), Pengantar Teori Ekonomi Makro, Edisi Kedua, Penerbit PT. Raja Grafindo Press, Jakarta.

Todaro, Michael P. (1995); Economic Development, Sixth Edition, Logman London.

_______(1995); Ekonomi Untuk Negara Berkembang Edisi ke 3, Logman Bumi Aksara, Jakarta. (Buku I)

_______(1995); Ekonomi Untuk Negara Berkembang Edisi ke 3, Logman Bumi Aksara, Jakarta. (Buku II).








No comments:

Post a Comment