Monday, February 18, 2013

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran,Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hadji Kalla (AK-54)

Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Agar dapat menjalankan atau mengoperasikan suatu organisasi yang besar dan kompleks secara efisien, maka manajemen akan membutuhkan berbagai informasi yang diperlukan sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan. Pengendalian manajemen merupakan bagian dari satu siklus kejadian yang berkesinambungan. Pengendalian juga adalah aktivitas terakhir setelah pencapaian tingkat yang baru.
Penelitian mengenai penyusunan anggaran dan efektivitasnya dalam peningkatan kinerja merupakan topik yang penting, karena anggaran menjadi alat
utama pengendalian setiap perusahaan. Selain menjadi alat pengendalian, anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur performance setiap manajer. Anggaran juga dapat menjadi alat untuk memotivasi kinerja anggota organisasi, anggaran sebagai alat yang dapat digunakan atasan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan dan memotivasi bawahan, dan alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada bawahan (Hofstede dalam Supomo, 1998).
Selain hal tersebut di atas, dalam pengertian anggaran yang lebih luas juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur orang-orang dalam organisasi. Dengan demikian, penyusunan anggaran menjadi kompleks karena akan berdampak kepada fungsional atau disfungsional suatu sikap dan perilaku anggota organisasi yang ditimbulkannya. Untuk menghindari terjadinya disfungsional perilaku anggaran di dalam organisasi, perlu diikutsertakan manajemen pada level yang lebih rendah dalam proses penyusunan anggaran. Para bawahan yang ikut dilibatkan di dalam penyusunan anggaran akan mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral serta pengetahuan mengenai usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan.

Menurut Kaplan (1988) dan Horngren dkk (2000) dalam Sultrayani (2007:1) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi kinerja karyawan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan perusahaan, dengan demikian memungkinkan karyawan mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Dalam proses manajemen terdapat 4 (empat) fungsi umum dalam suatu organisasi yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (Amirullah, 2004:11). Pada fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian, manajemen menggunakan informasi dalam menetapkan rencana yang bersifat kuantitatif yang secara formal disebut anggaran. Setiap akhir tahun perusahaan melakukan proses pencatatan, pengukuran dan pelaporan hasil pelaksanaan apakah sesuai yang di harapkan oleh perusahaan atau tidak. Hasil yang telah dicapai merupakan rangkaian tindakan manusia yang berhubungan dengan pelaksanaan anggaran. Jadi anggaran memiliki fungsi perencanaan dan pengendalian, di sisi lain juga berhubungan dengan aspek perilaku karena dalam proses penyusunan anggaran melibatkan para karyawan dalam proses tersebut.
          Para manajer pada setiap departemen harus memiliki input yang penting dalam menggambarkan pendapatan dan biaya, karena mereka terlibat langsung dan sangat memahami setiap kegiatan dalam departemen mereka. Anggaran dapat digunakan untuk memotivasi karyawan agar memperbaiki perilaku dan sikap. Karyawan harus memberikan rekomendasi, merevisi angka-angka dalam anggaran bila diperlukan dan menyetujui ataupun tidak menyetujui item-item utama. Input karyawan diperlukan karena mereka sangat memahami operasi tersebut (Siegel, 2001:3)
          Supriyono (2001:95) menyatakan bahwa anggaran disusun untuk membantu manajemen mengkomunikasikan tujuan organisasi pada semua manajer pada unit organisasi dibawahnya. Untuk mengkoordinasikan kegiatan dan untuk mengevaluasi prestasi para manajer, penyusunan anggaran tidak boleh hanya dilakukan oleh manajer puncak tetapi harus didukung dengan peran serta secara aktif para manajer tingkat menengah dan bawah sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Hal inilah yang dikenal dengan anggaran partisipatif. Anggaran partisipatif tidak berarti bahwa setiap manajemen dapat memilih dengan bebas apa yang akan dituju di dalam anggarannya, namun anggaran partisipatif berarti manajer setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai kesempatan untuk menjelaskan dan memberikan alasan mengenai anggaran yang diusulkannya.
          Keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan moral dan menimbulkan inisiatif yang sangat besar pada semua tingkatan manajemen. Partisipasi juga meningkatkan rasa kebersamaan yang akan cenderung meningkatkan kerjasama dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, akan diperoleh informasi yang lebih detail untuk menentukan target anggaran dengan menambah keakuratan data serta informasi dalam proses penyusunan anggaran.
          Menurut Siegel dan Marconi (1989:125), menyatakan bahwa karyawan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran  ikut serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan anggaran tersebut sehingga para karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya.dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, maka hal lain yang perlu diperhatikan yaitu faktor motivasi menurut Nursutan (2001:32). Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam meningkatkan semangat kerja karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Menurut Siagian (2001:128), pengertian motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja pada bawahannya sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Motivasi pada dasarnya suatu proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi atau dorongan untuk bekerja sangat penting artinya bagi perusahaan, adanya motivasi pada karyawan untuk bekerjasama akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan (Nursutan, 2001:33). Dengan adanya motivasi berarti telah memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kemampuannya.
Menurut Handoko (2001:252), motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pencapaian tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada dua yaitu pertama motivasi internal, menurut Nawawi (1998: 351), pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu. Berupa kesadaran mengenai pentingnya pekerjaan yang dilaksanakan, seperti: minat, kemampuan dan harapan. Kedua, motivasi eksternal menurut Nawawi (1998:351), yakni mendorong kerja yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Seperti: suasana kerja, gaji, fasilitas perusahaan dan kebijaksanaan perusahaan.
Dalam hubungannya dengan kinerja, motivasi mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan, apabila seorang karyawan termotivasi, maka senantiasa akan mempunyai gairah kerja yang tinggi yang nantinya akan berpengaruh pada prestasi kerjanya. Dengan pemberian motivasi yang tepat dan baik pada karyawan, hal ini dapat mengubah perilaku karyawan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan semangat kerja yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalahlingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mejalankantugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya (Nitisemito,2002:197).
Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerjakaryawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawanmudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas,sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerjakurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerjakaryawan. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musikdan tata ruang kantor yang nyaman. Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada didalam lingkungannya (Nitisemito, 2002:183).
          Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengindikasikan bahwa partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran dan motivasi akan mempengaruhi kinerja karyawan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Budiman (2008).   Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Demikian halnya, penelitian mengenai pengaruh motivasi dan lingkungan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan yang dilakukan oleh Septianto (2010) menunjukkan hasiladanya pengaruh yang signifikan antara motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
          Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk mengkaji ulang beberapa variabel dengan cara yang agak berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu ada 3 variabel bebas yang digabungkan dengan satu variabel terikat (dependen) dalam hal ini akan dikaji tentang sejauhmana pengaruh partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja pada PT Hadji Kalla akan mempengaruhi kinerja karyawan, di mana dalam penelitian ini partisipasi dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja sebagai variabel bebas (independen) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependen).
          PT Hadji Kalla merupakan salah satu perusahaan yang telah menerapkan participate budgeting (penganggaran partisipatif) dengan melibatkan manajer dari manajemen tingkat bawah. Dalam menyusun anggaran, manajer dilibatkan oleh para kepala seksi yang bertanggungjawab pada suatu unit bisnis. Untuk menyusun anggaran, masing-masing unit bertanggungjawab mengajukan usulan anggaran kepada pimpinan tertinggi berdasarkan pada pedoman penyusunan anggaran untuk dinilai dan ditetapkan.
          Berdasarkan latar belakang di atas penulis bermaksud untuk mengetahui apakah variabel partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja pada PT Hadji Kalla dapat meningkatkan kinerja karyawan, maka judul penelitian ini adalah:
Pengaruh Partisispasi Dalam Penyusunan Anggaran, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Hadji Kalla

No comments:

Post a Comment