Monday, February 18, 2013

Pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Hemat Listrik Pt. Pln Terhadap Sikap Masyarakat Dalam Penggunaan Listrik Di Kecamatan Panakkukangkota Makassar (KM-17)



Kata hemat berarti berhati-hati dalam membelanjakan uang, meng-he-matberarti menggunakan (sesuatu) dengan cermat dan hati-hati (supaya jangan lekas habis, rusak), peng-he-mat-an juga di artikan proses, cara, perbuatan menghemat : merupakan istilah yang dialamatkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai sindiran atas kinerja layanan PT PLN (Persero). Sebagai perusahaan terbesar di bidang kelistrikan di Indonesia, PLN dianggap kurang mampu memuaskan para pelanggan. PLN terlalu sering melakukan pemadaman bergilir di berbagai daerah utamanya di Pulau Sulawesi, Jawa, dan Sumatra .Tindakan PLN itu tentu saja mencederai citra PLN sebagai perusahaan yang melayani publik.
Sejak zaman penjajahan Belanda hingga Indonesia merdeka, peran ketenagalistrikan demikian penting dan memiliki multiplier investasi yang besar.Sejarah ketenagalistrikan Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perjalanan bangsa dan Negara Indonesia.Pemerintah menyadari bahwa ketenagalistrikan sangat berperan dalam menggerakkan pembangunan di Indonesia.Sejalan dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, peran ketenagalistrikan mengalami peningkatan yang tampak dalam semangat dan nilai-nilai listrik. Untuk menandai semangat dan nilai-nilai listrik, Menteri Pertambangan menetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional yang selalu di peringati oleh karyawan PLN dan masyarakat beserta mitra kerjanya.

Sejarah perkembangan dan kemajuan ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19 yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan swasta milik Belanda seperti pabrik gula dan teh.Perusahaan-perusahaan Belanda mendirikan pembangkit listrik yang digunakan untuk keperluan pabrik-pabrik milik perusahaan swasta Belanda tersebut.Ketenagalistrikan kemudian dimanfaatkan untuk khalayak umum yang dimulai oleh perusahaan swasta ternama bernama NV.NIGN yang menyediakan tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan oleh umum.
Selanjutnya pemerintah Belanda mendirikan Lands Warterkracht Bedrijven – semacam perusahaan listrik Negara – yang mengelola PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan Madiun, PLTA Tes Bengkulu, PLTA Tonsea Lama Sulawesi Utara, dan PLTU Jakarta. Di beberapa Kota Praja didirikan perusahaan–perusahaan listrik Kotapraja.Terjadi perubahan ketika pemerintah Belanda menyerahkan kekuasaan kepada Jepang pada perang dunia kedua sehingga Jepang menguasai Indonesia termasuk perusahaan listrik.
Personel perusahaan listrik diganti oleh orang-orang jepang, namun kekuasaan Jepang itu berakhir saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.Perusahaan listrik dan gas yang dikuasai oleh Jepang diambil alih oleh para pemuda dan buruh listrik dan gas.Pada September 1945, sebuah delegasi buruh/pegawai listrik dan gas melaporkan hasil perjuangan mereka kepada ketua Komite Nasional Indonesia Pusat Mr. Kasman Singodimedjo yang selanjutnya memimpin delegasi untuk menyerahkan perusahaan perusahaan ketengalistrikan dan gas kepada Presiden Soekarno.
Penyerahan itu diterima oleh Presiden Soekarno yang kemudian membentuk jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga melalui ketetapan Pemerintah No. 1 Tahun 1945 pada tanggal 27 oktober 1945.Selanjutnya pada Agresi I dan Agresi II, sebagian besar perusahaan listrik kembali dikuasai oleh Pemerintah Belanda. Kemudian, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan No. 163 tertanggal 3 oktober 1953, tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda, dan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan listrik dan gas milik Belanda dikuasai oleh bangsa Indonesia.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan pada tahun 1990 melalui peraturan pemerintah Nomor 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa Usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.
Sejalan dengan kebijakan itu, pada juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). (Manerep Pasaribu : 2009). Namun belakangan ini, kinerja PLN cukup buruk dengan memberlakukan pemadaman bergilir di hampir setiap daerah di Indoneisa khususnya di kota Makassar. PLN mempunyai alasan yang kuat kenapa terlalu sering melakukan pemadaman listrik di berbagai daerah: pasokan listrik (daya) tidak sebanding dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Persoalan keterbatasan jasa kelistrikan telah mencuat ketika Indonesia dilanda krisis pertengahan tahun 1997, antara lain, melemahnya nilai tukar rupiah.Pemerintah mengalami keterbatasan finansial sehingga subsidi pada berbagai sektor pembiayaan terpaksa dikurangi, antara lain pengurangan subsidi pada sektor BBM (bahan bakar minyak) dan listrik. Pengurangan subsidi ini terwujud dalam kenaikan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL) sejak 2002 sampai 2003 (laporan keuangan PLN 1997-2000).
Meski telah mengalami kenaikan harga yang memberatkan berbagai pihak, tarif listrik di Indonesia termasuk yang paling murah di Asia.Akan tetapi, pada waktu lalu masyarakat Indonesia sudah biasa menikmati listrik dengan tarif murah bersubsidi.Sama seperti harga BBM, maka tarif yang masih murahpun tetap dirasakan mahal oleh sebagian besar masyarakat.Pasalnya kenaikan tarif listrik dan BBM bagai efek domino yang mendorong kenaikan harga pada semua sektor. Kondisi masyarakat makin terpuruk karena di satu pihak, harga semua barang meningkat dan di lain pihak makin banyak warga yang mengalami penurunan dan kehilangan kemampuan daya beli yang diakibatkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Solusi pemerintah agar tetap memberi layanan ketenagalistrikan adalah tetap menyediakan subsidi untuk golongan sosial dan rumah tangga 450VA (laporan keuangan PLN 2011).
Untuk itulah, akhir-akhir ini PLN sering menghimbau kepada pelanggan untuk semaksimal mungkin menghemat pemakaian listrik. Penghematan yang dilakukan masyarakat akan besar manfaatnya dalam membantu krisis kelistrikan yang dialami PLN pada saat ini. Himbauan ini biasanya melalui berbagai saluran media, baik cetak maupun elektronik. Dalam mengkampanyekan penghematan listrik paling tidak ada dua titik berat yang disampaikan PLN, pertama: untuk memakai listrik seperlunya dan menghemat selebihnya, kedua: usahakan agar meminimalkan pemakaian listrik pada jam beban puncak 18.00 – 21.00.

Iklan layanan masyarakat yang sering diluncurkan PLN biasanya melalui media televisi. Memang jika dibandingkan dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat yang istimewa, yakni gabungan dari media dengar dan gambar hidup (gerak), yang bisa bersifat politis, informatif, hiburan, pendidikan atau bahkan gabungan dari unsur-unsur tersebut. Media televisi dapat menyajikan pesan yang sebenarnya merupakan hasil dramatisir secara audiovisual dan unsur gerak dalam waktu bersamaan. Televisi sebagai media massa idealnya memiliki beberapa fungsi, antara lain fungsi informatif, edukatif, rekreatif, dan sebagai sarana menyosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman, baik yang lama maupun yang baru.
Tak terbatasnya dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi, mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya massa baru. Banyak hal bisa dipelajari, baik itu secara sengaja maupun tanpa sadar. Banyak gaya hidup yang diimitasi dan adopsi dari apa yang disajikan televisi bahkan para pemirsa televisi menjadi begitu permisif untuk mengadakan penjadwalan ulang kegiatan demi satu atau jenis tayangan tertentu.
Tak dipungkiri lagi bahwa gejolak pertelevisian di Indonesia bersumber pada pemasukan iklan.Makin banyak iklan yang masuk maka makin kokohlah perusahaan televisi tersebut.Salah satu iklan yang diserap adalah iklan layanan masyarakat.PLN dalam hal ini memasang iklan layanan masyarakat di berbagai saluran televisi guna mempermudah komunikasi antara produsen dan konsumen dalam hal himbauan untuk menghemat pemakaian listrik.
Namun apakah iklan yang disampaikan PLN di media televisi tersebut mempunyai efek kepada penghematan pemakaian listrik bagi masyarakat di Kota Makassar. Seperti diketahui, Kota Makassar adalah salah satukotaterbesar ke empat setelah Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk melihat bagaimanakah sikap masyarakat di Kota Makassar terhadap iklan layanan masyarakat PT PLN (Persero) di televisi untuk menghemat listrik. Dengan Judul “Pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Hemat ListrikPT PLNTerhadap Sikap Masyarakat dalam Penggunaan Listrik Di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar

No comments:

Post a Comment