Friday, February 15, 2013

Perkembangan Dan Preferensi Terhadap Larva Glyphodes Pulverulentalis (Hama Ulat Pucuk) Pada Lima Jenis Tanaman Murbei (Morus Sp.) (PRT-171)

Tanaman murbei (Morus sp.) mempunyai peranan penting dalam usaha persuteraan alam, sebab daun tanaman ini merupakan makanan pokok bagi ulatsutera (Bombyx mori). Produksi dan kualitas daun murbei tidak hanya menentukan pertumbuhan dan kesehatan ulatnya, tetapi juga berpengaruh terhadap kualitas kokon yang dihasilkan dan sekaligus menentukan pula hasil produksi benang suteranya (Sunanto, 1997).
          Dengan semakin populernya persuteraan alam, maka usaha–usaha ke arah peningkatan produksi dan kualitas daun ditingkatkan, agar diperoleh jumlah kokon yang banyak dan berkualitas baik. Tanaman murbei termasuk jenis tanaman yang sering diganggu hama atau penyakit. Serangan hama atau penyakit mengakibatkan produksi daun murbei mengalami penurunan (Sunanto, 1997).
          Hama yang umumnya menyerang tanaman murbei adalah jenis-jenis serangga dari ordo seperti Coleoptera, Hemiptera, Lepidoptera, Thysanoptera. Hama-hama tersebut dapat menimbulkan kerusakan besar karena memakan tunas, daun, batang, bahkan akar tanaman murbei (Handoro, 1997). Hama yang banyak merusak tanaman murbei di Sulawesi Selatan ada 4 jenis yaitu hama pucuk, kutu daun, kutu batang dan penggerek batang. Hama pucuk G. pulverulentalis banyak merusak daun dan daun muda (Dirjen Kehutanan, 1995). Kuantitas dan kualitas daun murbei tidak hanya menentukan pertumbuhan dan kesehatan ulat sutera tetapi berpengaruh terhadap kualitas kokon yang dihasilkan dan sekaligus menentukan produksi benang sutera (Samsijah,1985).

          Serangan hama G. pulverulentalis  merupakan salah satu diantara beberapa spesies yang menjadi hama penting yang dapat menyebabkan rendahnya produksi sutera di Indonesia (Saranga dkk., 1992). Ngengat G. pulverulentalis merupakan hama potensial karena dapat menurunkan hasil sutera secara langsung baik kualitas maupun kuantitas (Purwaningrum, 2002).
          Tanaman murbei tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit.  Penyebaran dan kerusakan tanaman murbei oleh hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh pengelolaan kebun murbei, seperti pemangkasan, panen, dan pemupukan. Untuk mencegah kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit tersebut dengan mengusahakan kondisi kebun yang baik (Ahdiat, 2007). Pengendalian hama dan penyakit tanaman murbei sebaiknya dilaksanakan secara preventif. Pengendalian dan pemberantasan hama tanaman murbei dapat dilakukan secara mekanis, secara biologis dan secara kimia. Pengendalian hama secara mekanis dilakukan dengan cara mengambil/menangkap hama atau melalui pemangkasan (pemotongan) bagian tanaman yang terserang. Bagian tanaman yang terserang hama harus dibuang jauh atau dibakar untuk memutus siklus hama (Patandianan, 2007). Sedangkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit yang sudah menyerang dilakukan dengan penggunaan pestisida (Ahdiat, 2007). Pemberantasan secara kimia dilakukan dengan memakai bahan kimia berupa insektisida melalui teknik penyemprotan (Patandianan, 2007).
                        Beberapa peneliti telah memperhatikan keadaan hama tersebut, tetapi penelitian mengenai preferensi pada beberapa jenis murbei belum dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap G. pulverulentalis.

No comments:

Post a Comment